makalah/tugas bisa di request secara gratis yah
Sejarah Peradaban Islam di Australia
- Pengunjung Muslim awal
Nelayan
dan pedagang Makassar tiba di pesisir utara Australia Barat, Australia Utara
dan Queensland. Orang Makassar berdagang dengan Penduduk Asli dan mencari
teripang yang mereka jual sebagai makanan di pasar Cina yang menguntungkan.
Bukti-bukti dari pengunjung awal ini dapat ditemukan pada kesamaan beberapa
kata bahasa Makassar dan Penduduk Asli pesisir Australia. Lukisan gua Aborijin
menggambarkan perahu tradisional Makassar dan sejumlah peninggalan Makassar
telah ditemukan di pemukiman Aborijin di pesisir barat dan utara Australia.
Perkawinan antara Penduduk Asli dan orang Makassar diyakini pernah terjadi, dan
lokasi pemakaman orang Makassar telah ditemukan sepanjang garis pantai.[1][3]
- Penunggang unta Afganistan dan masa colonial
Migran
Muslim dari pesisir Afrika dan wilayah pulau di bawah Kerajaan Inggris datang
ke Australia sebagai pelaut dan narapidana dalam armada pertama pendatang Eropa
pada akhir dasawarsa 1700an. Populasi Muslim semi permanen pertama dalam jumlah
yang signifikan terbentuk dengan kedatangan penunggang unta pada dasawarsa
1800an. Datang dari anak benua India, Muslim ini sangat vital bagi penjelajahan
awal pedalaman Australia dan pembentukan layanan perhubungan. Salah satu proyek
besar yang melibatkan penunggang unta Afganistan adalah pembangunan jaringan
rel kereta api antara Port Augusta dan Alice Springs, yang kemudian dikenal
sebagai Ghan. Jalur kereta api dilanjutkan hingga ke Darwin pada 2004. Para
penunggang unta ini juga memegang peran penting dalam pembangunan jalur
telegrafi darat antara Adelaide dan Darwin pada 1870 - 1872, yang akhirnya
menghubungkan Australia dengan London lewat India. Melalui karya awal ini,
sejumlah kota ‘Ghan’ berdiri di sepanjang jalur kereta api. Banyak dari antara
kota-kota ini yang memiliki sedikitnya satu masjid, biasanya dibangun dari besi
bergelombang dengan menara kecil. Namun, kehadiran kendaraan bermotor dan
transportasi lori bermesin menandai akhir era penunggang unta. Sementara sebagian
dari mereka pulang ke negara asalnya, yang lainnya bermukim di daerah dekat
Alice Springs dan daerah lain di Australia Utara. Banyak yang menikah dengan
penduduk Asli setempat. Keturunan penunggang unta Afganistan sejak itu berperan
aktif dalam berbagai komunitas Muslim di Australia. Sejumlah kecil Muslim juga
direkrut dari koloni Belanda dan Inggris di Asia Tenggara untuk bekerja di
industri mutiara Australia pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20. Masjid
pertama di Australia didirikan di Marree di sebelah utara Australia Selatan
pada 1861. Masjid besar pertama dibangun di Adelaide pada 1890, dan satu lagi
didirikan di Broken Hill (New South Wales) pada 1891.
C. Pasca
Perang Dunia Kedua
- menuju masyarakat modern serta majemuk
Jumlah
umat Islam Australia modern meningkat dengan cepat setelah Perang Dunia Kedua.
Pada 1947 - 1971, jumlah warga Muslim meningkat dari 2.704 menjadi 22.331. Hal
ini terjadi terutama karena ledakan ekonomi pasca perang, yang membuka lapangan
kerja baru. Banyak Muslim Eropa, terutama dari Turki, memanfaatkan kesempatan
ini untuk mencari kehidupan dan rumah baru di Australia. Pada Sensus 2006,
tercatat 23.126 Muslim kelahiran Turki di Australia. Migran Muslim Bosnia dan
Kosovo yang tiba di Australia pada dasawarsa 1960an memberi sumbangsih penting
terhadap Australia modern melalui peran mereka dalam pembangunan Skema PLTA
Snowy Mountains di New South Wales. Migran Libanon, banyak dari antara mereka
adalah Muslim, juga mulai berdatangan dalam jumlah yang lebih besar setelah pecah
perang saudara di Libanon pada 1975. Menurut Sensus 2006, tercatat 7.542 Muslim
Australia kelahiran Bosnia dan Herzegovina dan 30.287 kelahiran Libanon. Muslim
Australia sangat majemuk. Pada Sensus 2006, tercatat lebih dari 340.000 Muslim
di Australia, di mana dari jumlah tersebut sebanyak 128.904 lahir di Australia
dan sisanya lahir di luar negeri. Selain migran dari Libanon dan Turki, negara
asal Muslim lainnya adalah[2][4]:
· Afganistan 15.965
· Pakistan 13.821
· Banglades 13.361
· Irak 10.039
· Indonesia 8.656.
Dalam
tiga dasawarsa terakhir, banyak Muslim bermigrasi ke Australia melalui program
pengungsi atau kemanusiaan, dan dari negara-negara Afrika seperti Somalia dan
Sudan. Masyarakat Muslim Australia saat ini sebagian besar terkonsentrasi di
Sydney dan Melbourne. Sejak dasawarsa 1970an, masyarakat Muslim telah membangun
banyak masjid dan sekolah Islam dan memberi sumbangsih yang dinamis terhadap
rajutan multi-budaya masyarakat Australia.
Perkembangan
Muslim di Australia dan agama-agama lain kecuali Kristen 1981-2006
Australia
adalah salah satu masyarakat multi-budaya paling berhasil di dunia dan dibangun
di atas demokrasi parlementer, negara hukum dan ekonomi pasar. Kini, Muslim
makin menjadi bagian yang paling penting masyarakat majemuk dan modern
Australia.
- Kemajemukan Masyarakat Muslim Australia
Masyarakat
Muslim Australia merupakan kelompok majemuk yang berasal dari 120 negara.
Sensus 2006 mencatat jumlah umat Muslim lebih dari 340.000 jiwa, lebih dari
sepertiganya lahir di Australia. Mereka bagian yang bernilai dan dinamis dari
kehidupan sosial dan budaya di semua negara bagian dan teritori. Generasi kedua
dan ketiga Muslim Australia memainkan peran yang penting dalam membaurkan
Muslim pendatang baru dari banyak latar belakang budaya, bangsa dan bahasa ke
dalam keluarga Islam di Australia.
Ada
sekitar 140 masjid dan mushola di kotakota di Australia. Beberapa di antaranya
di fasilitas umum seperti bandara, universitas dan rumah sakit. Sebagai bagian
dari kesatuan masyarakat mereka, tidak satu pun masjid Australia
mengumandangkan adzan dengan pengeras suara. Jadwal sholat diterbitkan secara
luas, termasuk di Internet. Masjid yang lebih besar dan pusat Islam memberikan
layanan kepada masyarakat mereka seperti kegiatan kepemudaan, olahraga,
wejangan kebudayaan bagi pendatang baru dan kegiatan sosial lainnya. Toko
makanan dan restauran halal juga dapat ditemukan di banyak kota di Australia.
Muslim
Australia telah memberikan sumbangsih penting dalam sejumlah besar usaha
sosial, ekonomi, kebudayaan, keagamaan dan pendidikan. Namun demikian, di
lingkungan sosial dan politik global akhirakhir ini, telah muncul ancaman
terhadap kohesi sosial, keserasian dan keamanan. Pemerintah Australia
menanggapi tantangan ini dengan mendorong dialog terus-menerus dengan umat Muslim
dan kelompok masyarakat lainnya.
- Memajukan dialog dan mengembangkan pemahaman
Australia
merangkul orang, agama dan bahasa dari setiap sudut dunia dan Pemerintah
Australia bertekad memajukan toleransi antar masyarakat. Rencana Aksi Nasional
untuk Membangun di Atas Kohesi sosial, Keserasian dan Keamanan dikembangkan
pada 2005 dan 2006. Rencana Aksi Nasional merupakan hasil proses konsultasi
masyarakat, termasuk masukan dari Kelompok Rujukan Masyarakat Muslim yang
secara khusus didirikan, maupun proses Pertemuan Puncak Pemuda Muslim yang
selenggarakan di berbagai kota di Australia dari Desember 2005 hingga Mei 2007.
Maksud
dan tujuan Rencana Aksi Nasional adalah untuk memperkukuh kohesi sosial,
memajukan keserasian dan mendukung keamanan nasional dengan mengatasi isolasi
dan peminggiran di masyarakat yang dapat membuat seseorang rentan terhadap
ide-ide anti-sosial dan merusak. Bidang fokus utamanya adalah pendidikan,
lapangan kerja, pemersatuan masyarakat dan peningkatan keamanan nasional.
Kegiatan
yang didanai oleh Rencana Aksi Nasional mencakup proyek-proyek di masyarakat
seperti keterampilan kepemimpinan dan pendampingan untuk pemuda Muslim, loka
karya seni yang berhubungan dengan kelompok lain dalam komunitas (satu proyek
tentang komedi, musik rap dan puisi), interaksi antara pemuda Muslim dan
non-Muslim di daerah, loka karya lintas-budaya untuk mengubah stereotipe yang
lazim tentang Islam dan wanita, penerbitan buku untuk mengatasi salah tafsir
tentang Islam, dan program olahraga yang mendorong pemuda Muslim, Penduduk Asli
Australia, dan kelompok minoritas lain dan masyarakat luas.
Komisi
Hak-hak Azasi Manusia dan Kesetaraan Kesempatan menyelenggarakan program untuk
memajukan kohesi sosial dan menangkis pandangan diskriminatif dan intoleransi
terhadap Muslim Australia. Salah satu dari program tersebut mengembangkan
kemitraan antara masyarakat Muslim dengan layanan kepolisian. Departemen
Imigrasi dan Kewarganegaraan mengelola perayaan Hari Harmoni secara nasional
pada bulan Maret setiap tahun, yang menghimpun orang untuk memajukan
nilai-nilai Australia dan merayakan partisipasi masyarakat. Ini merupakan hari
untuk memahami dan menghayati manfaat tinggal di sebuah negeri yang merangkul
nilai-nilai bersama tentang hormat, keadilan, partisipasi dan penerimaan.
- Bekerja bersama
Konsultasi
dengan pemuda Muslim Australian merupakan bagian penting dari strategi
pemerintah untuk menumbuhkan pemahaman budaya dan memerangi intoleransi.
Kegiatan kepemudaan menghimpun sejumlah pemuda Muslim Australia untuk membicarakan
masalahmasalah keprihatinan dan kemungkinan pemecahan.
Banyak
lembaga swadaya masyarakat menyelenggarakan kegiatan dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman Islam di masyarakat. Organisasi-organisasi tersebut
termasuk:
· Dialog Nasional Australia antara umat Kristen, Muslim dan
Yahudi, yang memberi kesempatan bagi badan nasional dari masing-masing agama
untuk berhimpun untuk mengembangkan pemahaman dan keserasian dalam konteks
Australia
· Federasi Dewan Islam Australia adalah anggota Kemitraan
Organisasi Keagamaan Australia (APRO). APRO menghubungkan kelompok-kelompok
keagamaan dengan kelompok multibudaya dan migrant, contoh bagaimana agama dan
masyarakat etnik dapat bekerja sama di Australia
· Pusat Dialog di Universitas La Trobe di Melbourne dan Dewan
Islam Victoria, dengan dukungan pemerintah negara bagian, telah mendirikan loka
karya bagi para pemimpin Muslim muda untuk bertemu pengambil-keputusan dan
mengembangkan keterampilan pembelaan mereka.
Australia
juga bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain untuk mendorong saling menghormati,
pemahaman dan kerja sama antara berbagai agama dan budaya yang berbeda-beda.
Misalnya, Australia telah memupuk kerja sama antar-agama kawasan melalui
keterlibatan dalam Dialog Antar Agama Kawasan sebagai sponsor bersama dengan
Indonesia, Selandia Baru dan Filipina.
Pada
Desember 2009, Parlemen Agama Dunia akan diselenggarakan di Melbourne. Delegasi
Muslim akan menjadi bagian dari 8.000–12.000 orang yang diharapkan hadir.
Sebagai kota multi-agama, multi-bahasa dan multi-budaya, Melbourne adalah
tempat yang ideal untuk menyelenggarakan pertemuan antara agama terbesar di
dunia.
PERKEMBANGAN ISLAM DI BENUA AMERIKA, EROPA DAN AFRIKA
A. Sejarah Singkat Perkembangan Islam di Dunia
Islam pertama kali berkembang di Mekkah dan
Madinah serta wilayah Hijaz, semenanjung Arab. Jika dilihat dari sisi
kebudayaan dan peradaban, daerah ini sebenarnya tidak terlalu istimewa, apalagi
jika dibandingkan dengan peradaban Bizantium (Romawi Timur) dan Sassania
(Persia) yang dominan pada awal kemunculan dan perkembangan Islam. Namun, dalam
waktu yang relatif singkat, kedatangan dan penyebaran Islam telah mengangkat
posisi Mekkah dan Madinah, serta jazirah Arab pada umumnya sebagai tempat
bermula dan berkembangnya peradaban Islam.
Wilayah kekuasaan Islam berkembang pesat
pada masa Bani Ummayah (41-133 H)/661-750 M), ekspansi wilayahnya sampai ke
Spanyol. Sementara itu, peradaban Islam mengalami pucak kejayaan pada masa Bani
Abbasiyah (132-656 H/750-1258 M). Masa pemerintahan yang lebih kurang 524
tahun, banyak melahirkan tokoh-tokoh ilmuwan dan para filsuf yang sangat
disegani.
Perkembangan Islam selanjutnya ke pelosok
penjuru dunia tidak dilakukan melalui penaklukan wilayah, seperti pada masa
Bani Umayyah. Namun, ajaran Islam disebarkan melalui jalur dakwah yang halus,
bijaksana dan menarik, yang disampaikan oleh para ulama ke berbagai belahan
dunia. Penyebaran Islam melalui dakwah inii sesuai dengan firman Allah SWT
dalam Q.S. An-Nahl(16) : 125 “Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan
hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”
Profesi para ulama tersebut bermacam-macam
misalnya pedagang, tokoh pemerintahan, bahkan intelektual muslim, terutama pada
masa-masa sekarang. Penyebaran Islam oleh kaum intelektual muslim misalnya
dilakukan oleh Prof. Ismail Al-Furuqi (wafat 1986) dan Prof. Wazlur Rahman
(wafat 1988) di Amerika Serikat. Mereka berdua mengkaji tentang Islamisasi ilmu
pengetahuan dan mendirikan Institut International pemikiran Islam tahun 1981.
Penyebaran Islam melalui kaum intelektual muslim ini terbukti sangat besar pengaruhnya
di Amerika Serikat.
Faktor lain yang mendorong perkembangan
Islam di seluruh dunia adalah ajaran Islam itu sendiri, yaitu :
1.
Islam
merupakan agama fitrah, artinya ajaran Islam tidak ada yang bertentangan dengan
hati nurani manusia, tidak memberatkan dan tidak membebani. Allah SWT sama
sekali tidak menjadikan sedikit pun kesulitan bagi umat manusia dalam hal agama
(Q.S Al-Hajj(22):78). “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad
yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak
menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang
tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari
dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi
atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka
dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah.
Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik- baik
Penolong”. Allah menghendaki kemudahan untuk seluruh hamba-Nya dan
tidak menghendaki kesukaran bagi mereka (Al-Baqoroh (2) : 185)” (Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan
Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
2.
Islam
sebagai agama rasional, baik dalam akidah, ibadah dan akhlak
3.
Islam
sebagai agama yang mendorong kemajuan, pedoman hidup yang sempurna dan sebagai
bagi seluruh alam.
B. Perkembangan Islam di Benua Amerika
1.
Amerika Serikat(1% 3,011,399 jiwa)
Kaum Muslim kulit
hitam di Amerika Serikat jumlahnya cukup besar. Pada tahun 1931 M, atas
prakarsa Wallace Fard Muhammad didirikanlah Organisasi Black Muslim (Kaum
Muslim Kulit Hitam) di Detroit, yang juga dikenal dengan sebutan Nation of
Islam (NOI = Bangsa Islam). Pada tahun 1934 M, Wallace Fard Muhammad
meninggalkan Amerika. Kemudian organisasi Black Muslim dipimpin oleh Elijah
Muhammad (1897 - 1975 M). Elijah adalah putra seorang pendeta Baptis di
Georgia, yang pergi ke Detroit untuk mencari kerja dan menjalin hubungan akrab
dengan Wallace F.M. Elijah Muhammad membuka markas besar organisasi Black
Muslim ini di Chicago. Selama kepemimpinannya, organisasi ini mengalami
konsolidasi yang kukuh, dan tumbuh dengan pesat. Banyak tokoh-tokoh yang masuk
Islam, seperti Malcolm Little (Malcolm X), anak seorang pendeta baptis dan
seorang orator ulung, yang setelah menunaikan ibadah haji, namanya diganti
menjadi Al-Hajj Malik Al-Shabaz. Begitu pun dengan bekas juara tinju kelas
berat Cassius Clay, yang kemudian namanya diganti menjadi Muhammad Ali. Pada
masa kepemimpinan Elijah Muhammad, telah terbit “Muhammad Speaks” yang kemudian
diganti nama menjadi Bilalian News (Kabar Kaum Bilali atau Muslim Kulit Hitam).
Elijah Muhammad meninggal dunia pada tanggal 25 Februari 1975. Adapun jasa-jasa
Elijah Muhammad antara lain :
a.
Membangun banyak
masjid dan sekolah. Di bidang organisasi, ia telah meninggalkan jamaah yang
besar dan teratur. Di bidang ekonomi, ia telah mewariskan uang senilai lebih
kurang 80 juta dolar yang ditanam di berbagai perusahaan.
b.
Telah berhasil
mengangkat martabat kaum Muslim negro dalam bidang sosial, ekonomi, dan
pendidikan.
Adapun yang
menggantikan Elijah Muhammad sebagai imam ialah putranya, yang bernama Waris
Deen Muhammad atau Warisuddin Muhammad. Mengenai usaha-usaha yang telah
dilakukan oleh Warissuddin Muhammad, antara lain :
i.
Meningkatkan usaha
dakwah Islam, yang tidak saja ditujukan kepada orang orang berkulit hitam, tapi
kepada seluruh umat manusia, apa pun warna kulitnya ;
ii.
Meluruskan
ajaran-ajaran yang kurang tepat yang telah diajarkan oleh para pendahulunya,
dengan mengembalikannya kepada tuntunan AI-Qur’an dan Hadis. Ia berusaha
memantapkan dua kalimat syahadat kepada para pengikutnya ;
iii.
Mendorong para
pengikutnya untuk mengambil bagian dalam kehidupan sosial dan politik negara
yang lebih luas ;
iv.
Mengubah nama
Nation of Islam (NOI) menjadi World Community of Islam in the West (WCI =
Komunitas Dunia Islam di Barat) pada tahun 1976 M. Ini dimaksudkan agar sasaran
dan dakwah Islam lebih luas lagi. Selain itu, ia juga mempopulerkan sebutan
Bilalian People atau Bilalian American sebagai pengganti da Black Muslim ;
v.
Membentuk Majelis
Imam (Council of Imam) pada tahun 1976. Majelis ini terdiri dari 6 orang.
Setiap imam mengkoordinir kegiatan Islam di wilayahnya masing-masing, seperti
pengumpulan dan penyaluran zakat, penyelenggaraan pendidikan, urusan dakwah,
dan perdagangan ;
vi.
Membenahi tata
tertib di dalam masjid, yaitu menyingkirkan kursi-kursi dalam masjid akibat
pengaruh gereja, maka sejak Warisuddin menjadi imam, kursi-kursi itu
ditiadakan. Demikian juga ia telah menghilangkan kebiasaan umat Islam kulit
hitam yang suka berpuasa pada setiap bulan Desember, di mana Imam Warisuddin
menegaskan bahwa kewajiban puasa bagi umat Islam itu harus seragam, yaitu pada
setiap bulan Ramadhan ;
vii.
Mengganti nama
“World Community in the West” menjadi “American Moslem Mission (AMM)” pada
tanggal 30 April 1980. Perubahan ini dimaksudkan sebagai penegasan bahwa tugas
pokok organisasi ini adalah dakwah (mission), sebagai organisasi bersifat
nasional (bangsa Amerika), dan kaum Muslim Amerika menjadi bagian dari umat
Islam dunia. Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Warisuddin Muhammad tersebut
disambut baik oleh para pemimpin dunia Islam, sehingga pada tahun 1978 M
Warisuddin diundang untuk menghadiri Konferensi Menteri Luar Negeri
Negara-Negara Islam. Ia mendapat gelar “Mujaddid”, yang artinya pembaharu.
Jumlah masjid di Amerika Serikat cukup banyak, baik yang didirikan oleh kaum
Muslim kulit hitam maupun oleh Muslim lainnya. Masjid yang indah terlerak di
Washington, yang dibangun pada tahun 1952. Sedangkan masjid yang paling besar
terlerak di Detroit, yakni Islamic Center Detroit yang dibangun anrara tahun
1962 - 1968 oleh para jamaah, atas bantuan pemetintah Saudi Arabia, Mesir,
Iran, dan Libanon. Masjid tersebut dilengkapi dengan perpustakaan yang berisi
buku-buku Islam berbahasa Inggris. Di Kanada jumlah umat Islam cukup banyak,
hal ini ditandai dengan terdapatnya masjid hampir di setiap kota besar. Bahkan
banyak bangunan lain yang dijadikan tempat ibadah. Masjid yang pertama dibangun
di Kanada, bahkan salah satu masjid tertua di Amerika Serikat, adalah Masjid
Ar-Rasyid di Edmonton Alberta, didirikan tahun 1931 M. Selain itu, organisasi-
organisasi Islam pun banyak terdapat di Kanada.
2.
Venezuela(1,35% 191,082 jiwa)
Saat ini, Islam
banyak menarik hati warga Latin. Jumlah mualaf dari kalangan hispanik meningkat
cukup drastis. Fenomena yang terjadi pasca peristiwa 9/11 tersebut pun terjadi
di salah satu negeri Latin, Venezuela.
Data dari Laporan
Kebebasan Beragama Internasional Departemen Luar Negeri AS menunjukkan, pada
tahun 2011 terdapat lebih dari 100 ribu Muslim di Venezuela. Dengan kata lain,
Islam hanya mengambil bagian 0,5 persen dari total populasi negara di Amerika
Selatan tersebut. Minoritas, namun muslimin dapat hidup nyaman disana.
Menurut laporan
yang sama, sebagian besar muslimin Venezuela terkonsentrasi di Nueva Esparta
dan Caracas. Ibu kota Venezuela, Caracas, menjadi rumah bagi sekitar 15 ribu.
Sebuah masjid terbesar kedua Amerika Latin juga berdiri kota terbesar Venezuela
tersebut. Meski jumlah muslimin dari kalangan penduduk asli cukup banyak, namun
muslimin Caracas didominasi para imigran dari Timur Tengah seperti Palestina,
Lebanon, Suriah dan Turki.
Jika menilik
sejarah Caracas, atau lebih umumnya Venezuela, maka negeri ini merupakan lokasi
penyebaran dakwah Katolik Roma oleh para pelaut Spanyol. Tak heran jika katolik
menjadi agama mayoritas disana. Lalu bagaimana Islam masuk di lokasi penancapan
salib Spanyol sejak tahun 1498 tersebut?
Islam datang ke
Caracas, Venezuela, bersamaan dengan datangnya Islam di Benua Latin. Disebutkan
bahwa Islam datang pertama kali dibawa oleh para budak Afrika yang dibawa ke
negara-negara Latin seperti Brazil, Venezuela, Colombia, dan Kepulauan
Carribean. Di abad ke-16, ketika system budak dihapuskan, mereka membentuk
komunitas muslim dan bergabung dengan para pendatang lain dari negeri Islam. Di
tahun 1850an, terdapat gelombang imigran yang cukup besar dari tanah Arab.
Berawal dari mereka
lah, Islam dikenal di tanah Latin, termasuk di Kota Caracas. Dakwah makin
menggeliat. Jumlah mualaf terus bertambah. Komunitas muslim makin besar. Mereka
hidup ditengah warga mayoritas dengan damai. Sikap toleransi cukup tinggi di
kota yang berlokasi di Venezuela utara itu. Pemerintah juga menghormati warga
muslim meski jumlahnya sangat minim.
Muslimin Caracas
juga sangat giat menampilkan wajah Islam sesungguhnya. Mengingat isu terorisme
muslim yang merambah di seluruh negeri terutama di Barat. Mereka memiliki
beberapa organisasi Islam seperti Caribe Islam Margarita-La Comunidad Islamica
Venezolana dan Centro Islamico de Venezuela.
Untuk kehidupan
sehari-hari, mereka tak banyak mengalami kesulitan. Bagi para muslimah pun
bebas mengenakan jilbab kemanapun mereka pergi. Muslimin Caracas juga giat
menyuarakan hak-hak muslimin di Palestina, ataupun menyuarakan pembelaan Islam yang
menjadi target islamophobhia.
Terdapat sebuah
masjid di Caracas yang menjadi masjid terbesar di Venezuela, bahkan terbesar
kedua se-Amerika Latin setelah Masjid King Fahd di Buenos Aires. Masjid Sheikh
Ibrahim Al-Ibrahim, demikian nama masjid yang diambil dari nama pendirinya.
Berada di ibu kota,
masjid tersebut menambah keindahan tersendiri. Menara masjid menjulang 113
meter diantara gedung-gedung tinggi. Tak jauh dari masjid terdpat sebuah
cathedral dan Synagog yang menunjukan toleransi beragama warga Caracas.
Bangunan masjid begitu megah dan dapat menampung hingga 3.500 jamaah. Area
masjid pun sangat luas, yakni sekitar 5 ribu meter persegi.
Lokasi masjid
begitu strategis dengan dihimpit jalan raya dan dekat dengan jalur kereta.
Tepatnya, masjid berada di ruas jalan arteri utama Caracas, Avenida Libertador.
Di sekitarnya banyak bangunan penting seperti kantor perusahaan negara, museum,
gedung teater hingga kebun raya. Alhasil, kubah dan menara masjid pun menjadi
pewarna cantik pemandangan kota.
C. Perkembangan Islam di Benua Eropa
1.
Austria(4,2% 344,391 jiwa)
Sejumlah besar
Muslim hidup di bawah pemerintahan Austria ketika Bosnia-Hercegovina dianeksasi
oleh Austria-Hongaria pada 1908. Banyak dari Muslim Austria memiliki akar di
Turki dan orang lain datang dari Balkan selama perang tahun 1990-an - sebagian
karena ikatan sejarah.
Sejak lama di Austria, Islam diakui sebagai salah satu agama
resmi negara.
Hal ini berarti
agama ini juga masuk dalam kurikulum pengejaran di sekolah-sekolah. Wina secara
historis dianggap sebagai titik di mana dunia Islam mencapai titik paling
barat. Sebuah pertempuran penting di Austria pada abad ke-16 menandai awal
kemunduran Turki Ottoman.
2.
Belgia(4% 415,689 jiwa)
Kaum muslimin
Belgia umumnya tinggal di kota-kota besar seperti Brussell, Charleroi dan
lain-lain. Mayoritas kaum muslimin Belgia adalah kaum emigran dari beberapa
negara Islam dan Arab. Menurut hasil penelitian setiap seribu warga muslim
terdapat tiga atau empat muslim asli Belgia. Diperkirakan kaum muslimin pertama
datang ke Belgia setelah Perang Dunia II.
Hampir 90 %
muslimin Belgia sebagai pekerja imegran (asing). Hanya 5 % yang berstatus
sebagai mahasiswa. Selebihnya, 60 % rata-rata usia mereka berkisar 25 tahun
kebawah. Kondisi ekonomi mereka cukup baik, jika dibanding dengan saudara
mereka di negaeri asalnya. Pendapatan mereka rata-rata perbulan antara 1300 s/d
1600 dollar US (sekitar empat juta rupiah). Jumlah pendapatan itu belum
termasuk tunjangan keluarga, tunjangan pensiun dan lain-lainnya. Fenomena pengangguran
di sebagian kalangan kaum muda di negeri itu, sering dijadikan alasan kelompok
rasialis untuk memusuhi Islam dan kaum muslimin.
Pada tanggal
24/4/1984 M, pihak Kerajaan mengeluarkan satu keputusan yang mengakui Islam
sebagai salah satu dari tiga agama resmi di Belgia. Dari surat keputusan
tersebut warga muslim Belgia mendapatkan beberapa hal positif diantaranya :
a.
Islam sebagai salah
satu bidang studi resmi yang diajarkan di sekolah -Sekolah milik Pemerintah
Belgia ;
b.
Pihak Pemerintah
berkewajiban menyiapkan dana dan tenaga pengajar Agama Islam pada setiap
sekolah yang ada pelajar muslimnya ;
c.
Kaum muslimin
diperbolehkan membangun tempat peribadatan berupa masjid, musholla atau Islamic
Centre. Jumlah masjid dan Islamic Centre yang bertebaran di berbagai kota di
Belgia sekitar 300 buah (di kota Broxelle saja terdapat 40 buah masjid, musolla
dan Islamic Centre) ;
d.
Kaum muslimah
diperbolehkan menggunakan foto berjilbab pada kartu tanda pendudu (ktp),
passport dan surat surat resmi lainnya ;
e.
Kaum muslimin
dibenarkan melaksanakan pemakaman jenazah secara Islam. Namn, hingga sekarang
belum disediakan tanah khusus buat pekuburan Islam. Akibatnya, tidak sedikit
warga Muslim yang meninggal langsung diterbangkan ke negara asalnya untuk
dimakamkan).
Di antara yayasan sosial dan lembaga
keIslaman atau organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa yang terkenal di
Belgia adalah :
a.
Persatuan Pelajar
dan Pemuda Muslim Eropa ;
b.
Persatuan Pelajar
Muslim Eropa (Muslim Student Union) ;
c.
Jamaah Dakwah dan
Tablig ;
d.
Haiatul Igostah
Al-Islamiyah (Islamic Relief Organisation) ;
e.
Islamic Centre
Brussel ;
f.
Lembaga Para Imam
Mesjid (Dibawah naungan Rabitah Alam Islamy) ;
g.
Persatuan Mesjid
Belgia.
Banyak tantangan dan hambatan yang dialami oleh siswi di
Belgia, diantaranya :
1)
adanya kebijakan
politik rasial. Ini merupakan tantangan besar bagi kaum muslimin Belgia.
Masalah jilbab, terlepas dari pengakuan resmi pihak kerajaan , masih menjadi
masalah di kalangan siswi muslimah. Sebab, masih sering mendapat perlakuan
tidak adil di sekolah maupun tempat kuliah. Para orang tua dan wali murid
sering mengajukan protes dan demonstrasi ke pihak sekolah dan university yang
melakukan tindakan diskriminatif terhadap para siswi muslimah;
2)
jumlah sekolah
milik pemerintah yang mengajarkan bidang studi agama Islam (menurut data tahun
1993) sebanyak 468 buah sekolah dengan jumlah tenaga pengajar sekitar 348 orang
guru. Sedangkan jumlah siswanya mencapai 24.051 siswa/i. Pada awalnya pihak
Islamic Centre dan Yayasan Dakwah dipercayakan untuk mendatangkan tenaga guru
agama dari negara-negara Arab dan Islam, khususnya mereka yang telah
menyelesaikan studinya di S1 pada jurusan agama, tapi sekarang izin itu telah
dicabut dan mengharuskan tenaga pengajar agama dari kaum muslimin warga Belgia
atau mereka yang telah memiliki izin tinggal resmi (ressident permit) dari
Kerajaan. Sementara kemampuan mereka dalam mengajaar agama Islam belum memadai
;
3)
minimnya
pengetahuan agama yang dimiliki para Imam masjid serta sempitnya wawasan
keIslaman yang ada pada sebagian para da’i, terutama yang menyangkut fiqh
realitas (Fiqhul Waaqi’), yang sering menimbulkan kesalah pahaman antara pihak
penguasa dan komunitas Islam berkaitan dengan konsep politik pembauran yang
dicanangkan pihak Kerajaan ;
4)
tidak adanya
yayasan resmi yang mewakili kaum muslimin di pemerintahan dan tidak memiliki
wakil kaum muslimin di parlemen yang dapat menyuarakan hak mereka.
3.
Spanyol(2,3% 930,308 jiwa)
Kaum Muslim yang
mendiami Spanyol dewasa ini terdiri dari keturunan umat Islam yang terusir pada
peristiwa Reqonquista (1492 M), kaum imigran pencari kerja yang bertempat
tinggal di Spanyol hanya untuk sementara, dan kaum imigran yang menetap di
Spanyol. Mereka berasal dari Maroko, Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, dan
Asia Tenggara. Pada tahun 1992, terdapat kesepakatan antara pemerintah Spanyol
dan Comission Islamica Espana (Komisi Islam Spanyol), yang isinya :
a.
Kaum Muslimin
diizinkan untuk memberikan pengajaran agama di sekolah negeri ataupun swasta ;
b.
Kaum Muslimin
diberi izin membangun sekolah yang dikelola sendiri. Izin melaksanakan ibadah
di angkatan bersenjata, rumah sakit, dan penjara. Memperoleh keringanan pajak.
Izin merayakan hari raya keagamaan dan difasilitasi untuk memperoleh makanan
halal.
4.
Jerman(4,9% 3,713,639 jiwa)
Sebagian besar
penduduk Muslim di negeri ini berasal dari Turki, dan mereka tetap
mempertahankan hubungan kuat ke Turki. Juga, orang-orang yang datang dari
Bosnia dan Kosovo selama Perang Balkan.
Sampai saat ini
umat Islam dianggap "pekerja tamu", yang suatu hari akan meninggalkan
negara itu.
Isu kekerasan rasis
adalah masalah yang sensitif, dengan pihak berwenang mencoba berbagai strategi
untuk mengeliminir hal itu. Berbagai langkah diambil pihak berwenang untuk
meningkatkan persatuan.
5.
Belanda(6,5-7% 1.011,384 - 1.094,237 jiwa)
Integrasi Muslim
tetap menjadi perhatian pemerintah Belanda, terutama setelah pembuat film
kritis Islam dibunuh pada tahun 2004 oleh seorang Islam radikal.
Adanya ketegangan
yang disebabkan adanya anggapan dari beberapa pihak bahwa pelaku kejahatan
adalah sejumlah pemuda muslim, selain itu ketegangan juga muncul karena masalah
pengangguran.
Masuknya muslim,
terbesar berasal dari bekas koloni Belanda di Suriname dan Indonesia. Juga,
kelompoak Somalia, Turkey and Morocco. Belanda adalah Negara yang mendukung
multikulturalisme.
6.
Inggris(2,8% 1,6juta jiwa)
UK(United Kingdom)
memiliki sejarah panjang kontak dengan umat Islam, hubungan ini dari Abad
Pertengahan dan seterusnya. Pada abad 19 orang-orang Yaman datang untuk bekerja
di kapal, membentuk komunitas muslim pertama di Negara itu.Tahun 1960-an,
sejumlah besar umat Islam tiba, mereka berasal dari di bekas koloni Inggris
yang mendapat tawaran pekerjaan di Inggris.
Diantaranya dari
Afrika timur Asia, Asia selatan. Masyarakat muslim juga terbentuk karena lahir
di Inggris dan menjadi warga Negara, setidaknya mencapai 50 persen. Komunitas
islam lainnya adalah berasal dari Turki, Iran, Irak, Afghanistan, Somalia dan
Balkan juga ada. Sensus tahun 2001 menunjukkan sepertiga dari penduduk Muslim
berusia di bawah 16 tahun- proporsi tertinggi untuk grup manapun.
Yang menjadi
persoalan di sini adalah tingginya tingkat pengangguran, rendahnya tingkat
kualifikasi dan rendah kepemilikan rumah. Inggris juga mendukung
multikulturalisme, sebuah gagasan yang dianut oleh negara-negara lain yang,
secara umum bermakna menerima semua budaya memiliki nilai yang sama dan
pemerintah terlibat melindungi kelompok minoritas.
7.
Perancis(7,9-10% 5,396,555 - 7,371,819)
Jumlah penduduk
Muslim di Prancis cukup banyak. Mereka berasal dari Aljazair, Maroko, Tunisia,
Afrika, Sub Sahara, wilayah Laut Hitam, dan dari berbagai wilayah Timur Tengah
(Mesir, Libanon, Suriah, Yordania, dan Irak) dan Asia Tengah (Turki, Iran,
Afganistan, dan Pakistan). Pada tahun 1992, di Prancis terdapat sekitar 1.300
organisasi Muslim. Di antara organisasi-organisasi tersebut, ada yang hanya
bergerak di bidang keagamaan, terutama dakwah, seperti Jama’ah At-Tablig Wa ad
Dakwah dan Foiet Pratique (Iman dan Praktik), ada juga organisasi yang
menjadikan agama bukan sebagai satu-satunya tema pokok kegiatan, misalnya:
Generation Egalite (Generasi Kesamaan), France Plus (Prancis Plus), dan
Generation Beur (Generasi Emigran Afrika Utara). Organisasi- organisasi yang
kebanyakan anggotanya berusia muda tersebut sering menyampaikan protes
ketidaksetujuan mereka dijadikan warga kelas dua di Prancis. Selama beberapa
tahun terakhir ini, ada upaya untuk mengkoordinasi organisasi- organisasi kaum
Muslim di Prancis yang cukup banyak itu. Hal ini ditandai dengan didirikannya
organisasi-organisasi seperti :
a.
Federation
Nationale des Musulmans de France (FNMF = Federasi Nasional Muslim Prancis) ;
b.
Union des
Organisation Islamiques de France (UDIF = Serikat Organisasi Islam Perancis) ;
c.
Conceil Relegieux
de Islam en France (CORIF = Dewan keagamaan Islam di Perancis). CORIF didirikan
pada 6 November 1989 di bawah Departemen Dalam Negeri. Dewan ini beranggotakan
15 orang pemuka Muslim Prancis, yang tugasnya melakukan pengkajian mengenai
masalah-masalah kaum Muslim Prancis.
Selain banyaknya organisasi-organisasi
Islam, keberadaan kaum Muslimin di Prancis itu ditandai dengan :
a.
Didirikannya
masjid-masjid, pemukiman-pemukiman warga Muslim, dan sekolah- sekolah untuk
warga Muslim ;
b.
Makin banyaknya
wanita yang berjilbab di jalan-jalan ;
c.
Mengadakan pameran
buku-buku Islam di Prancis ;
d.
Banyaknya toko-toko
yang menyediakan makanan-makanan halal ;
e.
Berkembangnya
beberapa kelompok tarekat (kelompok sufi), seperti Tarekat Qadiriah, Tarekat
Tijaniah, Tarekat Naqsyabandiah, dan Tarekat Bektasyi. Selain di Spanyol dan
Prancis, kaum Muslim di Benua Eropa juga terdapat di negara-negara lainnya.
8.
Italia(1,4-2% 814,068-1,354,901 jiwa)
Populasi Muslim
beragam, kelompok terbesar datang dari Maroko, selebihnya dari Afrika Utara,
Asia selatan, Albania, dan Timur Tengah. Kebanyakan mereka datang dari tahun
1980-an dan seterusnya, banyak dari mereka awalnya sebagai mahasiswa.
Pemerintah Italia
berusaha menciptakan hubungan yang baik antara negara dan komunitas muslim.
Rata-rata angka kelahiran bayi muslim di Italia lebih dari 160.000 jiwa. Banyak
penduduk muslim memiliki hak untuk tinggal dan bekerja di Italia, meski bukan
warga negara.
9.
Rusia(13-16% 15,137,775 - 22,792,885 jiwa)
Islam di Rusia
adalah agama terbesar kedua setelah Kristen Ortodoks, yakni sekitar 21- 28 juta
penduduk atau 15 - 20 persen dari sekitar 142 juta penduduk. Kehidupan Muslim
di Rusia saat ini juga kian membaik dibanding masa Komunis dulu. Untuk pertama
kalinya dalam sejarah Rusia, pemimpin Rusia (Vladimir Putin) memasukkan menteri
Muslim dalam kabinetnya dan mengakui eksistensi Muslim Rusia.
Muslim pertama di wilayah Rusia terkini
adalah masyarakat Daghestani di (kawasan Derbent) selepas penaklukan Arab (abad
ke-8). Negeri Muslim yang pertama adalah Volga Bulgaria pada tahun 922. Kaum
Tatar mewarisi agama Islam dari negeri itu. Kemudian kebanyakan orang Turki
Eropa dan Kaukasia juga menjadi pengikut Islam. Islam di Rusia telah mempunyai
kewujudan yang lama, melebarkan ke seawal penaklukan kawasan Volga Tengah pada
abad ke-16, yang membawa orang Tatar dan berkenaan Orang Turki di Volga Tengah ke
dalam negeri Rusia. Pada abad ke-18 dan ke-19, taklukan Rusia di Caucasus Utara
membawa orang-orang Muslim dari kawasan ini– Dagestan, Chechen, Circassia,
Ingush, dan lain-lain ke dalam negara Rusia.
Menurut United States Department of State,
terdapat sekitar 21-28 juta jumlah penduduk Muslim di Rusia, sekurang-kurangnya
15-20 persen jumlah penduduk negara ini dan membentukkan agama minoritas yang
terbesar. Masyarakat besar Islam dikonsentrasikan di antara warga negara
minoritas yang tinggal diantara Laut Hitam dan Laut Kaspia: Adyghe, Balkar,
Nogai, Orang Chechnya, Circassian, Ingush, Kabardin, Karachay, dan banyak
bilangan warga negara Dagestan. Di Volga Basin tengah ada penduduk besar Tatar
dan Bashkir, kebanyakan mereka Muslim. Banyak Muslim juga tinggal di Perm Krai
dan Ulyanovsk, Samara, Nizhny Novgorod, Moscow, Tyumen, dan Leningrad Oblast
(kebanyakannya kaum Tatar).
Abdullahi Ahmed An-Na’im dalam bukunya
Islam dan Negara Sekuler mengatakan bahwa ketika federasi Rusia terbentuk
setelah jatuhnya Uni Soviet, hubungan antara negara dan agama ditata ulang,
baik melalui undang-undang dasar maupun undang-undang. Pasal 14 Undang-Undang
Dasar Federasi menyatakan bahwa Rusia sebagai negara sekuler sehingga tidak
akan ada negara yang dibangun berdasarkan satu agama tertentu. Undang –Undang
Dasar juga menyebutkan bahwa semua asosiasi keagamaan memiliki posisi setara di
depan hukum.
Abdullahi Ahmed An-Na’im juga menuliskan
bahwa setelah kebijakan “Perestroika”-nya Gorbachev, hubungan antara negara dan
sekte-sekte keagamaan dinormalisasikan kembali oleh undang-undang (law) tahun
1990 tentang “kebebasan beragama”. Pada dekade inilah, jumlah organisasi agama
yang terdaftar naik hingga 20.000 organisasi. Hanya setengah di antara
organisasi-organisasi tersebut yang merupakan organisasi Kristen Ortodoks
Rusia, yang berarti bahwa jumlah agama minoritas telah berkembang selama masa
itu. organisasi-organisasi tersebut kini diperbolehkan untuk mengorganisasi
massa, dan boleh terlibat dalam kegiatanmisi keagamaan dan social. Kepercayaan
terhadap agama naik, dari kira-kira 20% pada 1980 menjadi 48% pada akhir
1990-an.
Maka, salah satu agama yang berkembang
pesat di negara tersebut setelah Kristen Ortodoks Rusia adalah Islam. Data
terakhir mencatat populasi muslim negara itu mencapai 25 juta jiwa. Dengan
jumlah itu, Rusia menjadi negara dengan pemeluk Islam terbesar di benua Eropa.
Komunitas muslim yang selama era Soviet
tertindas dan terisolasi, kini bisa melaksanakan kegiatan keagamaan dengan
begitu semarak. Seorang warga Negara Indonesia, Muhammad Aji Surya dalam
tulisannya kepada Republika mengungkap jumlah pemeluk Islam di Rusia
demikian banyak. Karena itu, prediksi umat Islam akan menjadi mayoritas di
Rusia, tampaknya bukan suatu hal yang mustahil.
Faktor utama dari meningkatnya populasi
muslim di Rusia selain runtuhnya Soviet adalah kelahiran. Konon, diantara
komunitas agama lain di Rusia, pemeluk Islam dalam merencanakan keluarga tidak
memikirkan betapa sulitnya biaya hidup di Rusia. Bagi komunitas muslim,
melahirkan generasi baru yang islami merupakan misi yang jauh lebih berharga
ketimbang memikirkan kesulitan hidup di Rusia. Pakar Asia Tengah, Muhammad
Salamah, dalam sebuah seminar tentang Islam di Rusia mengatakan, puluhan
pengkaji akademisi di Rusia telah menyimpulkan, berdasarkan perkembangan yang
terlihat dari negara-negara Muslim pecahan Uni Soviet ini, maka pada tahun 2050
nanti negara Rusia diprediksikan akan menjadi bagian dari negara Islam.
Salamah kemudian menambahkan, sejak 20
tahun lalu dirinya terus mengamati perkembangan Islam di Rusia. Semenjak Muslim
di sana berada di bawah pemerintahan yang komunis dan mengalami masa-masa pengekangan,
seperti dilarangnya membawa mushaf Al Qur’an, masjid-masjid di tutup, hingga
akhirnya sekarang, Muslim Rusia telah mendapatkan hak-hak mereka dengan baik.
Dan Islam pun kini menjadi agama kedua di negeri itu.
Salamah juga mengatakan penyebaraan Islam
di Rusia berjalan damai. Bahkan dirinya telah mendirikan sebuah Universitas
Islam di Moskow, dan mengajarkan tentang apa itu agama Islam, termasuk kepada
para politisi senior negeri itu, di antaranya adalah Vladimar Putin, Perdana
Menteri Rusia.
Jadi, semua itu mengindikasikan bahwa
kondisi Islam dan Musilm di Rusia saat ini jauh lebih baik dari ketika masa
komunis. Toleransi antar umat beragama juga mulai tanpak.
10. Turki(94-99% 66,889,128 - 70,047,060 jiwa)
Meskipun Turki
adalah negara sekuler, Islam adalah bagian penting dari kehidupan Turki.
Keinginannya bergabung dengan Uni Eropa sebagai anggota mendapat penentangan
dari sejumlah Negara Eropa yang merasas khawatir Negara berpenduduk mayoritas
Islam itu tak dapat menyesuaikan diri dengan Negara Eropa lain. Turki menuduh
para penentangnya itu sebagai ingin melestarikan ‘klub kristen'.
Lamaran keanggotaan
Turki resminya baru dibicarakan Oktober 2005, negosiasi ini diperkirakan akan
memakan waktu 10 tahun. Muslim Turki terbesar dari kelompok Sunni, lalu yang
cukup signifikan dari Shias.
D. Perkembangan Islam di Benua Australia(4,7%
547,381)
Australia termasuk
wilayah baru bagi agama Islam. Islam masuk ke wilayah ini dibawa oleh kaum
Muslimin imigran setelah perang dunia I dan II. Mereka berasal dari Turki,
Mesir, negara-negara Timur Tengah, dan daerah Balkan. Bahkan di antara umat
Islam imigran itu, ada pula yang berasal dari Pakistan, India, dan Indonesia.
Umat Islam Australia tersebar di berbagai negara bagian, seperti Canberra,
Victoria, Australia Barat, Kepulauan Christmas, Queensland, Australia Selatan,
Northern Territory, dan Tasmania.
Selain itu, umat
Islam terdapat pula di Selandia Baru, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Samoa Barat,
dan Papua Nugini. Sebagaimana di negara-negara lain yang umat Islamnya sebagai pendatang,
di Benua Australia pun terdapat organisasi-organisasi Islam dan masjid-masjid
yang didirikan oleh kelompok umat Islam berdasarkan asal negaranya. Misalnya,
umat Islam Turki lebih banyak berkelompok sesama Muslim Turki dan kemudian
membangun masjid yang dikelola berdasarkan kebiasaan Turki. Pada tahun 1976,
dibentuklah organisasi Islam yang bertaraf nasional, yaitu Australian
Federation of Islamic Council (AFIC), yang tugasnya melaksanakan koordinasi,
khususnya dalam dakwah Islam di seluruh wilayah Benua Australia. AFIC ini
berkantor pusat di Sydney dan telah melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti
berikut :
1)
Membentuk Islamic
Council yang berkedudukan di setiap negara bagian atau teritori yang bertugas
mengurus berbagai kegiatan Islam di wilayahnya ;
2)
Menyelenggarakan
perkawinan secara Islam, dengan mengambil tempat di masjid atau Islamic Center
;
3)
Mengadakan
kerjasama dengan pemerintah dalam penyembelihan hewan-hewan yang dagingnya akan
diekspor ke negara-negara Islam. ? Mengangkat imam-imam masjid yang ada di
Australia. Imam-imam masjid yang diangkat AFIC ini digaji oleh pemerintah Saudi
Arabia;
4)
Mengusahakan dana
dari negara-negara Arab, terutama dari Saudi Arabia untuk pembangunan
masjid-masjid dan Islamic Center ;
5)
Mengusahakan agar
hukum-hukum Islam yang menyangkut keluarga, seperti perkawinan, perceraian,
kuburan Islam, hari libur, dan hari-hari besar Islam diakui oleh pemerintah.
Hal lain yang menggembirakan bahwa di negara federal Australia kebebasan
beragama dijamin oleh undang-undang, dan juga toleransi antarumat beragama
cukup tinggi. Selain AFIC di Australia, terdapat organisasi mahasiswa Islam
yang disebut Australian Students Organization, yang giat melakukan dakwah di
berbagai perguruan tinggi.
E. Perkembangan Islam di Benua Afrika
1.
Afrika Selatan(1,5% 659,967 jiwa)
Agama Islam masuk ke wilayah Afrika sejak
abad ke-17. Salah satu penyebarnya adalah warga negara keturunan Indonesia,
yakni Syekh Yusuf Makassar. Hingga saat ini, umat Islam di Afrika Selatan
mencapai 1,25 juta jiwa atau sekitar tiga persen dari total penduduknya yang
berjumlah 49 juta jiwa.
Kendati minoritas, mereka ada di salah satu
pusat pertumbuhan Islam terpesat di Benua Afrika saat ini. Sebagai ilustrasi,
di Kota Soweto, tak jauh dari Johannesburg, pada pertengahan 1970-an, cuma ada
10 orang Muslim. Namun, pada awal 2002, jumlahnya berlipat seribu kali menjadi
sekitar 10 ribu orang.
Masjid dan madrasah sangat mudah dijumpai.
Jumlah orang di berbagai townships, pusat-pusat permukiman penduduk berkulit hitam
dan miskin, semakin hari terus bertambah yang menjadi Muslim. Setiap tahun
berlangsung “Festival Syahadat” yang diprakarsai oleh Syekh Dr Abdalqadir
as-Sufi. Sejak awal 2000, ratusan orang memeluk Islam. Terakhir, 22 Mei 2010,
sebanyak 71 orang, khususnya dari Suku Zulu, serentak kembali kepada Islam di
Durban.
Mengapa Islam menarik mereka? Islam
dirasakan sebagai jalan keluar dari ancaman gangsterisme dan problem sosial
lain, seperti obat terlarang, kekerasan seksual, wabah korupsi, dan dekadensi
moral masyarakat lain yang terus merebak di berbagai kawasan di Afrika Selatan.
Perhatian Islam atas nasib kaum miskin menarik hati mereka. Dalam situasi
politik rasis puluhan tahun sebelumnya, agama Islam telah dipandang sebagai
salah satu bentuk resistensi dan penolakan atas tatanan masyarakat yang
didasarkan doktrin apartheid tersebut.
Perlu diketahui bahwa penyebaran agama
Islam di Afrika Selatan dimulai terutama oleh para ulama, bangsawan, dan para
tahanan politik penjajah Belanda. Hal ini memberikan pengaruh khusus atas
perkembangan Islam di Afrika Selatan. Sejarah Islam di sana memang bersamaan
dengan sejarah kolonialisme. Islam telah berada di Afrika Selatan selamakurang
lebih tiga ratus tahun lamanya. Meski relatif kecil, peran mereka kini semakin
besar dan penting.
Media massa Muslim, baik elektronik maupun
cetak, sebagai satu indikasi yang mudah dilihat, telah berkembang dan menempati
posisi penting di mata publik. Di seluruh Afrika Selatan, pada 2005,
diperkirakan terdapat sekitar 455 masjid dan 408 lembaga-lembaga pendidikan
mulai dari madrasah, sekolah lanjutan, sampai universitas. Jumlah organisasi
sosial dan kesejahteraan, lembaga budaya dan perdagangan, serta media massa
mencapai 465 lembaga. Sejak awal 2006, organisasi sosial kemasyarakatan ini bahkan
telah meningkat menjadi 1.328 lembaga.
Kaum Muslim di Afrika Selatan terpusat di
dua kota besar, yaitu Durban dan Cape Town, selain di Johannesburg, Port
Eliazabeth, Pretoria, dan Soweto. Cape Town, khususnya, merupakan pusat
keberadaan kaum Muslim di Afrika Selatan. Di sini, jumlah Muslim sekitar 700
ribu orang atau 30 persen dari jumlah penduduknya.
2.
Al-Jazair(99% 32,999,884))
Bentuk
pemerintahannya adalah republik, adapun ibukotanya adalah Al_jir, dan bahasa
resminya adalah bahasa Arab dan bahasa Perancis. Penduduknya yang beragama
Islam berjumlah 99,1 % dari seluruh penduduk.
Aljazair diperintah
oleh bangsa Romawi semenjak tahun 40 SM, oleh Vandala dari tahun 429 – 534 SM,
oleh Bizantium dari tahun 534 – 690 SM, akhir abad ke-7 dikuasai umat Islam. Pada
tahun 1830 M Aljazair diduduki oleh Perancis, dan baru pada tanggal 3 Juli 1962
memperoleh kemerdekaan.
Semenjak tahun
1980, Aljazair memasuki masa kebangkitan Islam, hal itu ditandai antara oleh :
1)
Semangat kehidupan
beragamanya meningkat ;
2)
Perencanaan ekonomi
yang lebih sistematis, bahkan menjadikan penduduk menganut minoritas mitos
industrilisasi sebagai satu-satunya kekuatan.
Berdasarkan kongres partai tunggal di
Aljazair, yakni The National Liberation Front (Front Pembebasan Nasional) pada
tanggal 27 – 31 Januari 1979, maka diadakan kegiatan-kegiatan :
a.
Mendirikan “Pusat
Latihan Imam” di Meftah, sebelah Utara Al-Jir ;
b.
Membangun
Universitas Teknik Ultra Modern di Oran, mendirikan pusat perdagangan Ultra
modern di Oran, dan membangun pusat perdagangan serta kebudayaan Riyad Al-Feth
yang bergaya Barat dan kontroversial di Al-Jir ;
c.
Pembangunan
Masjid-masjid.
Di Aljazir terdapat Kementerian Agama
(Wizarah As-Syu’un Al-Diniyah), yang tugas utamanya mengembakan studi Islam dan
mengenalkan tradisi Islam serta ideologi Islam. Salah satu kegiatannya adalah
menyelenggarakan seminar tentang pemikiran Islam yang pertama di Batna (1969),
kedua di Aures (1978), dan ketiga di Al-Jir (1980).Nigeria(50% 67,515,582 jiwa)
3.
Mesir(90-94% 72,301,532 - 75,514,933 jiwa)
Mesir terletak di
pantai timur laut benua Afrika. Umat Islam di negeri ini merupakan mayoritas.
Ibukota Mesir ialah Kairo, dan bahasa resminya adalah bahasa Arab. Dan tahun
623 M - 1914 M, Mesir diperintah o!eh kekhalifahan dan raja-raja Islam. Mesir
menjadi protektorat Inggris dan tahun 1914 sampai tahun 1922 M. Mesir merdeka
dari Inggris pada tahun 1922 M. Mesir biasa juga disebut: “Jumhuriyah Misr
Al-Arabiyah” (Republik Arab Mesir), luas daerahnya sekitar 997.739 km2 .
Setelah merdeka,
Mesir merupakan negara yang bentuk pemerintahannya ialah monarki
konstitusional. Mesir menjadi negara Republik pada tanggal 18 Juni 1953, dengan
presiden pertamanya Mayor Jenderal Muhammad Naguib.
Mesir adalah negara
yang besar jasanya bagi kemajuan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan,
pendidikan, dan kebudayaan. Hal ini ditandai dengan didirikannya berbagai
perguruan tinggi, dan yang tertua adalah Universitas Al-Azhär di Kairo, yang
didirikan oleh Jauhar A1-Khatib As-Saqili pada tanggal 7 Ramadan 361 H (22 Juni
972 M). Selama berabad-abad, Universitas Al-Azhar ini menjadi pusat pendidikan
Islam dan tempat pertemuan puluhan ribu mahasiswa Muslim yang datang dari
seluruh dunia. Di bidang arsitektur, Mesir juga memiliki bangunan-bangunan yang
memiliki nilai seni yang tinggi, seperti :
a.
Al-Qasr Al-Garb
(Istana Barat) ;
b.
Al Qasr Asy-Syarq
(Istana Timur) ;
c.
Universitas
Al-Azhar ;
d.
tembok yang
mengelilingi istana, dan pintu-pintu gerbang yang terkenal dengan nama Bab
An-Nasr (pintu kemenangan) ;
e.
Bab Al-Fath (pintu
pembukaan).
Selain itu, di Mesir juga terdapat masjid-masjid yang megah
nan indah, misalnya :
a.
masjid A1-Azhar ;
b.
masjid Maqis ;
c.
masjid Rasyidah ;
d.
masjid Aqmar ;
e.
masjid Saleh ;
f.
masjid raya di
Qairawan yang dibangun kembali pada tahun 862 M.
F. Hikmah Mempelajari Perkembangan Islam di
Dunia
a.
Dapat memberikan
gambaran bahwa Islam merupakan agama fitrah dan berkembang ke pelosok dunia
tidak melalui kekerasan atau peperangan ;
b.
Dengan melihat
perkembangan Islam yang menyebar ke pelosok dunia, umat Islam akan terdorong
untuk meningkatkan kualitas, baik secara pribadi maupun umum, agar mampu
berperan dalam percaturan dunia yang semakin global ;
c.
Dapat menambah ilmu
pengetahuan tentang perkembangan peradaban umat Islam di berbagai belahan dunia
;
d.
Memiliki saudara
seiman dengan jumlah mencapai 1 milyar ;
e.
Merasa gembira
dengan torehan prestasi dan kemajuan saudaranya sekaligus merasa sedih dan
menderita terhadap penderitaan saudaranya yang seiman ;
f.
Semakin yakin
keimanan muslim akan kebenaran agamanya meskipun telah dihambat, dinodai, dan
dihalangi dengan berbagai cara oleh mereka yang tidak menyukai Islam.