MAKALAH
SELAMAT DATANG WAHAI NABIKU KEKASIH ALLAH SWT.
Disusun Oleh :
NANDA
MUSLIHIN
VII.A
SMP NEGERI 1 WANASABA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.
Wr. Wb
Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
segala curahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelasaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada penulis untuk
menghadirkan sebuah makalah dengan judul “SELAMAT DATANG WAHAI NABIKU
KEKASIH ALLAH SWT.
Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan keharibaan
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan
para pengikut beliau sampai akhir zaman.
Makalah yang penulis sajikan sedapat mungkin penulis hadirkan
dalam bentuk yang mudah dimengerti. Namun demikian, penulis menyadari adanya
kekurangan dan keterbatasan penyampaian materi di dalam makalah penulis.
Karenanya penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak demi
kesempurnaan isi dari makalah penulis dan menjadi pelajaran dikemudian hari.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL………………………………………………………………….. i
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………… ii
DAFTAR
ISI………………………………… ………………………………………. iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Kronologis
masa kelahiran nabi muhammad saw sampai masa dewasa
B.
Peristiwa
pengangkatan nabi muhammad saw sebagai nabi/ rasul
C.
Strategi
dakwah nabi muhammad saw di makkah
BAB
II PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………………………………. 13
DAFTAR
PUSTKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Gurun tandus yang di kelilingi gurun
pasir dan gunung-gunung, yang mana pada masa itu kehidupan manusia sangat lah buruk,
sehingga disebutlah pada masa itu dengan zaman jahiliyah atau zaman kebodohan
manusia, dilahirkanlah seorang manusia pilihan, yang merupakan pembawa cahaya
iman, sebagai panutan akhlak yang mulia bagi umat manusia dan jin sampai akhir
kehidupan di dunia ini.
Bahkan nama seorang hamba yang mulia
ini sudah diramalkan dalam kitab-kitab suci agama terdahulu, seperti dalam
kitab agama Buddha. Sang Buddha berkata : “Wahai para pendeta,
ketika manusia berusia 80.000 tahun, akan hadir di atas muka bumi seorang
Buddha bernama Metteyya (yang pengasih), manusia suci (Arahat), yang
tercerahkan serta penuh keagungan, dirahmati kebijaksanaan tindakannya,
kesuksesan, pengatahuan atas jagat, pengendara kereta kuda tiada tanding yang
ramah; penguasa malaikat dan manusia; Buddha yang diberkati, meskipun aku telah
lahir di muka bumi ini, seorang Buddha dengan kualitas yang sama akan
diturunkan. Apa yang dia pahami dari langit akan dia kabarkan pada dunia
bersama para malaikat, sahabat, dan malaikat utama lainnya, dan orang-orang
bijak serta brahmana, pangeran, dan rakyat biasa; seperti halnya aku sekarang
yang mengatakan hal yang sama kepada pihak yang sama. Dia akan mengkhotbahkan
agamanya, mulia asalnya, agung pada puncak kejayaannya, dan agung pula
tujuannya, baik dalam jiwa maupun ucapan. Dia akan mengumandangkan kehidupan
beragama yang utuh sempurna lagi menyeluruh, seperti aku sekarang menyebarkan
agamaku dan kehidupan sama. Dia akan memimpin ribuan masyarakat, sedangkan aku
hanya memimpin beberapa ratus pendeta. [1]
Sungguh begitu agung dan mulia,
nama-namanya telah terukir indah di sorga sana dan di hati-hati orang-orang
yang beriman, namanya terus di puji-puji sebagai tanda kecintaan kepada insan
pilihan, bahkan air mata terus mengalir di mata-mata para perindu sang nabi
yang mulia hingga akhir zaman. Yang mampu memberikan cahaya kedamaian bagi hati
yang sedang kegelapan, beliau adalah “cayaha di atas cahaya”.
Beliau adalah bernama MUHAMMAD SAW,
seorang manusia pilihan yang dilahirkan dengan penuh kemuliaan hingga akhir
hayatnya. dari betapa agungnya beliau dari maka itu penulis akan
mempersembahkan sebuah makalah yang berisikan tentang sejarah perjalanan hidup
Nabi Muhammad SAW. Namun kiranya dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
kekeliruan baik dalam penyusunan kalimat, karena keterbatasan pengetahuan
penulis dan masih kurangnya buku-buku pendukung dalam penulisan ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Mari
Renungkan
Tahukah kalian bahwa sebelum hadir ke muka bumi Nabi Muhammad saw. sudah dikabarkan oleh Allah Swt. kepada Nabi-Nabi sebelumnya sebagai sosok manusia yang memiliki sifat-sifat mulia. Bahkan, Allah Swt. Selalu bersalawat kepadanya. Nabi Muhammad saw. adalah penutup para Nabi yang menjadi rahmat seluruh alam.
Tahukah kalian bahwa sebelum hadir ke muka bumi Nabi Muhammad saw. sudah dikabarkan oleh Allah Swt. kepada Nabi-Nabi sebelumnya sebagai sosok manusia yang memiliki sifat-sifat mulia. Bahkan, Allah Swt. Selalu bersalawat kepadanya. Nabi Muhammad saw. adalah penutup para Nabi yang menjadi rahmat seluruh alam.
Nabi
Muhammad saw. adalah pembawa berita bahagia, ancaman, dan perintah yang
merupakan manusia teladan sepanjang masa.
Ia
adalah manusia utusan Allah Swt. Yang kepadanya ummat manusia memohonkan
syafa’at. Tidak satu pun mahkluk yang mencapai kesempurnaan yang dicapai Nabi
Muhammad saw. Sejak kecil, ia telah memperlihatkan ketulusan, kejujuran. Dia
manusia yang seumur hidupnya tidak pernah berbohong, tidak pernah mengkhianati
janji, dan sayang kepada yang miskin. Sungguh beruntung orang yang dapat
menjumpainya dan mengikuti ajarannya. Kita sebagai pengikutnya, meskipun tidak
menjumpainya, wajib meyakini kebenarannya dan patut menjadikannya teladan dalam
kehidupan ini.
D. KRONOLOGIS
MASA KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW SAMPAI MASA DEWASA
Kehadiran
Sang Kekasih
Nabi Muhammad saw. lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Nabi Muhammad saw. lahir dalam keadaan yatim. Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib wafat saat Nabi Muhammad saw. Masih berusia 6 bulan di dalam kandungan ibunya, Siti Aminah. Saat bayi, Nabi Muhammad saw. diasuh oleh Halimah Sa‘diyah dari Bani Saad, Kabilah Hawazin. Di perkampungan bani Saad inilah Nabi diasuh dan dibesarkan sampai usia 5 tahun.
Nabi Muhammad saw. lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Nabi Muhammad saw. lahir dalam keadaan yatim. Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib wafat saat Nabi Muhammad saw. Masih berusia 6 bulan di dalam kandungan ibunya, Siti Aminah. Saat bayi, Nabi Muhammad saw. diasuh oleh Halimah Sa‘diyah dari Bani Saad, Kabilah Hawazin. Di perkampungan bani Saad inilah Nabi diasuh dan dibesarkan sampai usia 5 tahun.
Saat
Nabi Muhammad saw. memasuki usia 6 tahun, ibunya wafat. Ia pun diasuh oleh
kakeknya, Abdul Muthalib. Kakeknya adalah seorang pemuka Quraisy yang sangat
disegani. Nabi Muhammad saw. mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang sangat
besar dari sang kakek. Sayang, hanya dua tahun Nabi diasuh kakeknya. Abdul Muthalib
meninggal saat Nabi Muhammad saw. Berusia 8 tahun. Selanjutnya, Nabi Muhammad
saw. diasuh oleh pamannya, Abu Thalib sampai menginjak remaja.
Sejak diasuh oleh pamannya, Nabi Muhammad saw. berkembang
sebagai seorang anak yang mulai menginjak masa remaja. Di situlah Nabi Muhammad
saw. diperkenalkan oleh pamannya bagaimana cara menjalani hidup. Nabi Muhammad
saw. mulai mencari pekerjaan sebagai buruh di usianya yang baru sepuluh tahun
agar dapat menghidupi dirinya sendiri. Mulailah ia menjadi penggembala ternak
milik orang lain di daerah gurun Mekah yang sangat panas Ia makan dari tumbuhan
liar yang terdapat di gurun. Di gurun pasir itulah ia menghayati arti
kehidupan. Kesulitan hidup, kesendirian, dan rasa tanggung jawab menjadikannya
lebih matang dari pada usianya.
Sang paman melihat kecerdasan dan kematangan keponakannya,
maka pada usia 12 tahun, Nabi Muhammad saw. diperkenalkan kepada ilmu
perniagaan.. Nabi Muhammad saw. yang masih remaja pun turut serta dalam
pengelolaan ekonomi pamannya. Ia sudah ikut membawa barang dagangan yang
diambil dari majikannya, Siti Khadijah. Hampir 3 tahun Nabi Muhammad saw.
mengikuti pamannya untuk menjajakan barang dagangannya.
Ketika kafilah dagang mereka sampai di kota Basra di wilayah Syria Besar, seorang pendeta terkenal di masa itu, Buhairah, menghampiri Abu Thalib dan mengatakan, “Aku mengenali anak muda ini sebagai sosok yang kelak akan dinobatkan sebagai rahmat bagi semesta alam. Hal ini telah tertulis jelas dalam kitab-kitab kami.”
Ketika kafilah dagang mereka sampai di kota Basra di wilayah Syria Besar, seorang pendeta terkenal di masa itu, Buhairah, menghampiri Abu Thalib dan mengatakan, “Aku mengenali anak muda ini sebagai sosok yang kelak akan dinobatkan sebagai rahmat bagi semesta alam. Hal ini telah tertulis jelas dalam kitab-kitab kami.”
Buhairah selanjutnya menyarankan kepada Abu Thalib,
“Lindungi anak muda ini dari orang-orang Yahudi, lebih baik bawa ia kembali ke
Mekah.” Abu Thalib pun menuruti saran pendeta tersebut.
Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad saw. mulai berdagang
sendiri tanpa bantuan pamannya. Ia mengambil sendiri barang dagangannya dan
memasarkannya. Ketika berdagang, Nabi Muhammad saw. sangat jujur, tidak pernah
membohongi para pembelinya. Nabi tidak pernah mengambil keuntungan yang terlalu
besar, selalu berkata sopan, ramah, dan penuh kasih sayang.
Jadi, keberhasilan usaha dagang Nabi Muhammad saw. itu disebabkan oleh pribadi mulia berikut ini.
Jadi, keberhasilan usaha dagang Nabi Muhammad saw. itu disebabkan oleh pribadi mulia berikut ini.
1. Berpendirian teguh.
2. Memiliki semangat kerja yang tinggi.
3. Memiliki kejujuran yang luar biasa.
4. Menjunjung tinggi amanah atau kepercayaan yang diberikan orang lain.
5. Mampu menghadapi segala cobaan dan rintangan dalam perjalanan.
6. Menyamakan pelayanan terhadap para pembeli.
7. Memiliki sifat percaya diri.
8. Menampilkan keramahan dan kesopanan, serta kasih sayang kepada siapa saja.
9. Kejujuran, perilaku santun,
10. kesopanan berbicara, kerja keras,
11. dan kecerdasan Nabi Muhammad
12. saw. merebut hati setiap orang,
13. termasuk Siti Khadijah. Pertama-tama
14. ia meminta Nabi Muhammad saw.
15. untuk memasarkan barang dagangannya
16. ke Syria. Hasilnya luar biasa.
17. Itulah yang membuat Siti Khadijah
18. tertarik dan akhirnya menikah dengan
19. Nabi Muhammad saw. Mereka
20. dikaruniai 7 orang anak, yaitu: Ibrahim, Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah,
21. Ummi Kulsum dan Fatimah.
2. Memiliki semangat kerja yang tinggi.
3. Memiliki kejujuran yang luar biasa.
4. Menjunjung tinggi amanah atau kepercayaan yang diberikan orang lain.
5. Mampu menghadapi segala cobaan dan rintangan dalam perjalanan.
6. Menyamakan pelayanan terhadap para pembeli.
7. Memiliki sifat percaya diri.
8. Menampilkan keramahan dan kesopanan, serta kasih sayang kepada siapa saja.
9. Kejujuran, perilaku santun,
10. kesopanan berbicara, kerja keras,
11. dan kecerdasan Nabi Muhammad
12. saw. merebut hati setiap orang,
13. termasuk Siti Khadijah. Pertama-tama
14. ia meminta Nabi Muhammad saw.
15. untuk memasarkan barang dagangannya
16. ke Syria. Hasilnya luar biasa.
17. Itulah yang membuat Siti Khadijah
18. tertarik dan akhirnya menikah dengan
19. Nabi Muhammad saw. Mereka
20. dikaruniai 7 orang anak, yaitu: Ibrahim, Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah,
21. Ummi Kulsum dan Fatimah.
E. PERISTIWA
PENGANGKATAN NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI NABI/ RASUL
Nabi Muhammad saw. Diangkat Menjadi Rasul
Nabi Muhammad saw. merasakan keresahan atas perilaku yang
dialami oleh masyarakat Arab yang sudah jauh dari nilai-nilai kebenaran.
Kemudian, Nabi Muhammad saw. melakukan uzlah (mengasingkan diri) di Gua Hira.
Hal ini dilakukan oleh beliau berkali-kali. Maka tepat pada tanggal 17 Ramadan
tahun ke-40 dari kelahirannya, Nabi didatangi Jibril dan menerima wahyu pertama
Q.S. al-Alaq/96: 1-5.
Allah ta’ala berfirman di dalam Al Qur`an surat Al ‘Alaq
ayat 1 sampai 5:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahamulia. Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.(Q.S. al-‘Alaq/96: 1-5)
Wahyu per tama inilah yang menandakan bahwa Nabi Muhammad saw. dipilih dan diangkat Allah Swt. Untuk menjadi utusan-Nya atau Rasul.
Wahyu per tama inilah yang menandakan bahwa Nabi Muhammad saw. dipilih dan diangkat Allah Swt. Untuk menjadi utusan-Nya atau Rasul.
Setelah
wahyu pertama ini Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama, sementara Nabi
Muhammad saw. terus menantikan wahyu berikutnya dan selalu datang ke Gua Hira.
Dalam keadaan menanti itulah turun wahyu kedua, yaitu Q.S.al-Mudda£ir/74: 1-7.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
يا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنْذِرْ
(2) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (3) وَثِيابَكَ فَطَهِّرْ (4) وَالرُّجْزَ
فَاهْجُرْ (5)
وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (6) وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ (7)
“Wahai
orang yang berkemul (berselimut)! bangunlah, lalu berilah peringatan!
Dan agungkanlah Tuhanmu. dan bersihkanlah pakaianmu. Dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji. dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.(Q.S. al-Mudda¡ir/74:1-7)
Dan agungkanlah Tuhanmu. dan bersihkanlah pakaianmu. Dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji. dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.(Q.S. al-Mudda¡ir/74:1-7)
F. STRATEGI
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MAKKAH
startegi dakwah nabi muhammad saw. Pada masa periode
Mekkah ini, dakwah Rasulullah terbagi menjadi dua proses, yakni proses dakwah
secara diam-diam dan proses dakwah secara
terang-terangan.
1.
Proses dakwah secara diam-diam
Mula-mula
Nabi Muhammad mengajarkan Islam atau berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Beliau
hanya mengajarkan ke-Tauhidan kepada anggota keluarga dan kerabat terdekat.
Namun tidak banyak diantara kerabat beliau yang menerima ajakan Nabi. Abu
Thalib, paman beliau pun menyatakan tidak sanggup meninggalkan agama nenek
moyang mereka, yakni menyembah berhala. Akan tetapi Abu Thalib tidak pernah
menghalangi Rasulullah dalam mengajarkan Islam, bahkan beliau pun mengecam
keras orang-orang yang menjadi penghambat dakwah Nabi.
Pada periode ini, tiga tahun pertama
dakwah Islam dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Nabi mulai melaksanakan dakwah Islam di
lingkungan keluarga, mula-mula istri beliau sendiri, yaitu Khadijah. Kemudian
Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar dan lain-lain. Pada proses ini, tidak lebih dari 12 orang yang mengikuti
ajaran Nabi Muhammad. Mereka terkenal dengan julukan assa>biqu>n al-Awwalu>n[1] (orang-orang
yang pertama kali masuk Islam), mereka adalah Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu
Bakar as-Shiddiq, Zaid, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bi Abi
Waqash, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah bin Jarrah,
dan al-Arqam bin Abil Arqam, yang rumahnya di jadikan sebagai tempat berdakwah.
2.
Proses Dakwah Secara Terang-terangan
Setelah tiga tahun berjalan
dakwah Islam secara diam-diam, maka disuruhlah Nabi mengumumkan Islam dengan
terang-terangan sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat
asy-syu’ara’: 214. Berdasarkan ayat Allah tersebut Nabi Muhammad mengajak kaum
keluarganya, Bani Hasyim untuk masuk Islam, akan tetapi mereka tidak
menghiraukannya, bahkan pamannya Abu Lahab mencemooh Nabi Muhammad sehingga
turunlah surat al-Lahab. Kemudian Rasulullah mengajak kaum Quraish untuk
mengesakan Tuhan tiada sekutu bagi-Nya, berdasarkan ayat yang turun dalam surat
al-Hijr: 94 mereka pun ada yang masuk Islam tetapi banyak pula yang
menentanngnya.[2]
Setelah turun ayat ini, Rasulullah SAW, menyampaikan
dakwahnya kepada seluruh lapisan masyarakat kota Mekah yang pluralistik, dari
golongan bangsawan sampai golongan budak serta pendatang kota Mekah yang
mempunyai agama berbeda dan berbagai suku. Untuk berdakwah secara
terang-terangan ini, beliau mengambil bukit “shofa” sebagai tempat dakwahnya. Mula-mulanya
beliau menyeru penduduk Mekkah lalu kemudian penduduk negeri yang lain. Dengan
usahanya yang gigih. Hasil yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah pengikut nabi
yang tadinya hanya dua belasan orang semakin hari semakin bertambah. Mereka
terutama terdiri dari kaum wanita, budak, pekerja dan orang-orang yang tidak
punya.
Dalam mensyiarkan Islam, Nabi
melakukannya dengan strategi
yang disesuaikan dengan peradaban dan cara berfikir bangsa Arab, yaitu:[3]
a.
Nabi memperkenalkan tauhid kepada Allah
sebagai pondasi kehidupan dalam arti yang menyeluruh. Ajaran tauhid ini
tidaklah sebagai konsep dan sebatas bidang pengetahuan saja, tetapi tauhid yang
fungsional dan terapan. Dalam arti, setelah seseorang beriman kepada Allah,
maka sekaligus sikap keimanan tersebut diaplikasikan dalam bentuk kehidupan
sehari-hari dan perjuangan membela agama Allah.
b.
Nabi menggunakan strategi pentahapan
yang jelas. Dimulai dari dakwah di lingkungan keluarga serta masyarakat sekitar
yang mempunyai potensi untuk dapat dipergunakan dalam membantu dakwah. Seperti
Beliau mengajak Ali putra pamannya, melibatkan Abu bakar sebagai mertua,
mengawini Khadijah yang setia dan kaya, serta Umar sebagai pemimpin Quraish
yang sangat disegani. Tahapan itu juga terlihat dalam bagaimana Beliau
meyakinkan orang-orang secara sembunyi-sembunyi (bi
al-sirr), kemudian secara terang-terangan (bi al-jahr)
setelah keadaan dianggap memungkinkan untuk itu. Pentahapan itu juga dapat
dilihat pada usaha-usaha beliau memba’iat mereka yang ingin bergabung dengan
beliau, seperti tahapan perjanjian ‘Aqabah
I yang diikuti oleh 12 orang dari Madinah, serta perjanjian ‘Aqabah II yang diikuti oleh 73
orang dari kota yang sama. Sehingga, dari pengikut yang sedikit tetapi kuat itu
berkembang menjadi banyak seperti mata rantai.
c.
Nabi mendayagunakan berbagai macam
sumber potensi sahabat secara efektif. Sahabat yang mempunyai kekayaan lebih seperti Khadijah, Abu Bakar dan
Utsman untuk mendanai dakwah. Mereka yang mempunyai pengaruh besar di kalangan
Quraish seperti Umar bin Khattab dan Hamzah yang muslim, serta Abdul Munthalib
dan Abu Thalib yang non-muslim, menyiapkan diri untuk menjadi perisai Nabi dari
serangan musuh-musuh besarnya. Sebagian para sahabat yang mempunyai kelebihan
intelektualitas seperti Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud dan Zaid bin
Tsabit berkhidmat dalam pengembangan ilmu-ilmu agama (tafsir), serta Abu
Hurairah menekuni periwayatan hadits-hadits Nabi. Meskipun demikian, mereka
juga bersatu mengangkat senjata bersama Nabi manakala keadaan memaksanya,
sebagaimana mereka ikut berhijrah ketika hal itu menjadi keputusan Nabi melalui
musyawarah.[4]
Tantangan
Dakwah Nabi dalam strategi dakwah nabi
1.
Faktor-faktor
yang mendorong kaum Quraish menentang seruan Islam
Seruan kepada agama Islam mula-mulanya adalah secara
rahasia, sebagaimana telah diterangkan di atas. Hal ini telah diketahui
Quraish, akan tetapi dalam fase seruan dengan cara rahasia ini Quraish tidak
memperdulikannya, karena mereka sungguh tidak mengira bahwa seruan itu akan
hidup dan kuat, dan akan dianut oleh orang banyak. Kemudian setelah Rasulullah
mulai menyeru dengan terang-terangan, maka kaum Quraish menyatakan tantangannya
terhadap agama baru itu. Dan mereka coba hendak membunuh agama ini dengan cara
apapun.
2.
Fase-fase tantangan Quraish terhadap
agama Islam
Pada permulaan Islam, kaum Quraish belumlah mencurahkan
perhatiannya untuk menentang agama Islam. Mereka mengira bahwa
seruan Muhammad itu hanya satu gerakan yang berapa lama tentu akan lemah dan
lenyap dengan sendirinya. Akan tetapi, alangkah terkejutnya mereka melihat
bahwa seruan itu dengan cepat telah memasuki rumah tangga mereka; dan hamba
sahaya mereka yang dahulunya mereka anggap derajatnya tidak lebih dari harta
benda, telah menerima dengan baik seruan yang baru itu. Karena itu, mereka
cepat mencurahkan perhatian menentang.
Pertama sekali, mereka menghalangi hamba-hamba sahaya dan
orang yang lemah. Kalau Muhammad bebas mengatakan apa yang diingininya, tetapi
hamba-hamba sahaya menurut pandangan mereka tidaklah bebas atas jasmani dan
rohani mereka sendiri. Karena itu Yasir dan puteranya ‘Ammar serta istrinya
Sumaiyah, begitu juga Bilal, Khabab ibnul Aris dan lain-lain menderita siksaan
yang berat, di luar perikemanusiaan.[5]
Akan tetapi Nabi sendiri pada fase ini tiada dapat mereka
siksa, karena Bani Hasyim mempunyai kedudukan yang tinggi pada pandangan
mereka. Dan Rasul sendiri mendapat penjagaan dari Abu Thalib paman beliau. Akan
tetapi setelah seruan Nabi bertambah tersiar, dan beberapa orang bangsawan
Quraish telah mulai memperkenankan seruan itu,
maka pengaruh seruan itu semakin bertambah jelas.
Perlawanan
kaum Quraish pun makin tambah menjadi-jadi pula. Perlawanan itu tidak hanya
dihadapkan kepada hamba sahaya dan orang-orang yang lemah, tetapi, mulai pula
dihadapkan kepada seluruh penganut-penganut agama baru itu. Malah Nabi sendiri
pembawa agama baru itu, tiadalah lepas dan dikecualikan dari tantangan mereka.
Nabi mereka tuduh mengadakan perpecahan antara orang-orang dengan keluarga dan
hamba-hamba sahayanya, serta menghasut pemuda-pemuda yang menjadi pengikutnya,
menghinakan nenek moyang mereka dan dewa-dewa yang mereka sembah.
Dakwah Nabi Muhammad. saw. di Mekah
Dengan turunnya wahyu yang kedua, yaitu Q.S. al-Muddasir/74:
1-7,
Rasulullah saw. mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Nabi mengajak orang-orang
yang terdekat dengannya. Tujuannya, agar mereka lebih dulu percaya kepada
seruannya dan mengikutinya. Tempat yang beliau pilih untuk berdakwah adalah
rumah al-Arqam bin Abil Arqam al Akhzumi.
Orang-orang
yang pertama kali memeluk Islam atau yang dikenal as-Sabiqun al-Awwalun, Mereka
adalah Siti Khadijah, Abu Bakar, Ali bin Abi Talib, Zaid bin Harisah, dan Ummu
Aiman.
Selain yang tersebut di atas, berkat bantuan Siti Khadijah
dan Abu Bakar Siddiq, dari hari ke hari bertambahlah orang-orang yang beriman kepada
seruan beliau, baik pria maupun wanita. Sahabat pria yang kemudian segera
beriman, adalah: Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf,
Abdullah bin Mas’ud, Ammar bin Yasir, Yasir (bapak ‘Amar), Sa’id bin Zaid, Amir
bin Abdullah, Usman bin Madlun, Qudamah bin Madlun, Abdullah bin Madlun, Khalid
bin Sa’ad, Sa’ad bin Abi Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah, Arqam bin Abil Arqam,
Ja’far bin Abi Thalib, Khabab bin Al Art, Bilal bin Rabah, Abi Dzarim Al
Ghafary, Abu Salamah, ‘Imran bin Hasyim, Hasyim (bapak Imran), ‘Amir bin Sa’id,
dan ‘Ubaidah bin Al-Haris.
Sementara itu, para wanitanya adalah: Shafiyyah binti Abdil
Muthallib, Lubabah Ummul Fadhal binti Haris, Ummu Salamah (istri Abu Salamah),
Asma binti Abu Bakar, Asma binti Amies (istri Ja’far), Ratimah binti Khattab,
Summiyah (Ibu Ammar)
Setelah Nabi Muhammad saw. berdakwah secara sembunyi-sembunyi, maka turunlah wahyu yang ketiga, yaitu Q.S. al-Hijr/15: 94-95:
Setelah Nabi Muhammad saw. berdakwah secara sembunyi-sembunyi, maka turunlah wahyu yang ketiga, yaitu Q.S. al-Hijr/15: 94-95:
فَٱصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ
عَنِ ٱلْمُشْرِكِينَ ( ٩٤) –
إِنَّا كَفَيْنَٰكَ ٱلْمُسْتَهْزِءِينَ
(٩٥)
“Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami
memelihara daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu).”
(Q.S.
al-Hijr/15: 94-95)
Kemudian
Nabi Muhammad saw. menerima wahyu lagi:
وَأَنذِرْ عَشِيْرَتَكَ
الْأَقْرَبِيْنَ، وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ
{الشعراء : 214-215}
”Dan
berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah
dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman
(Q.S. asy-Syura/26: 214-215).
Setelah Rasulullah saw. menerima wahyu tersebut, beliau mulai berdakwah secara terang-terangan. Pertama-tama, Nabi mengumpulkan seluruh sanak keluarganya di kaki Gunung ¢afa untuk mengajak mereka beriman kepada Allah Swt. Akan tetapi, salah seorang pamannya, Abu Lahab, bersikap sinis dan tidak mau menerima dakwah Rasulullah saw.
Banyak cara yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy untuk menghambat dakwah Rasul, di antaranya mencoba menyuruh pamannya Abu Thalib untuk menghentikan dakwah keponakannya itu. Namun, Nabi Muhammad menolak dan mengatakan,”Demi Allah, meskipun seluruh anggota keluarga mengucilkanku, aku akan terus berdakwah menyebarkan ajaran Islam”.
Setelah Rasulullah saw. menerima wahyu tersebut, beliau mulai berdakwah secara terang-terangan. Pertama-tama, Nabi mengumpulkan seluruh sanak keluarganya di kaki Gunung ¢afa untuk mengajak mereka beriman kepada Allah Swt. Akan tetapi, salah seorang pamannya, Abu Lahab, bersikap sinis dan tidak mau menerima dakwah Rasulullah saw.
Banyak cara yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy untuk menghambat dakwah Rasul, di antaranya mencoba menyuruh pamannya Abu Thalib untuk menghentikan dakwah keponakannya itu. Namun, Nabi Muhammad menolak dan mengatakan,”Demi Allah, meskipun seluruh anggota keluarga mengucilkanku, aku akan terus berdakwah menyebarkan ajaran Islam”.
Kegagalan kafir Quraisy untuk menghambat dakwah Rasul,
menjadikan mereka semakin marah dan emosi. Budak-budak mereka yang masuk Islam
dibunuh dan disiksa. Seluruh pengikut Nabi selalu diancam dan diteror agar
menolak ajakan Nabi Muhammad saw. Abu Jahal, paman Nabi Muhammad saw. menyewa
orang Yahudi untuk mengejek dan mencaci maki Nabi dengan harapan ia berhenti
berdakwah. Akan tetapi, justru akhirnya si Yahudi itu masuk Islam karena
keluhuran akhlak Nabi.
Setelah kafir Quraisy gagal melakukan tekanan, mereka
menawarkan harta benda, wanita, dan pangkat agar Nabi mau meninggalkan
dakwahnya. Kaum Quraisy mengutus Utbah bin Rabiah untuk menawarkan hal-hal
tersebut.
Utbah mengatakan: “Hai Muhammad! Jika kau menginginkan
kekayaan, saya sanggup menyediakannya. Jika kau menginginkan pangkat yang
tinggi, saya sanggup mengangkatmu menjadi raja. Jika kau menginginkan seorang
wanita cantik, saya sanggup mencarikannya dengan syarat kau berhenti
melanjutkan dakwahmu. Nabi Muhammad saw. tidak tertarik pada tawaran itu dan
terus berdakwah.
Setelah kafir Quraisy gagal lagi, akhirnya mereka memboikot
Nabi Muhammad saw. Bani Muthallib, dan Bani Hasyim. Karena pemboikotan ini,
umat Islam terkurung di celah-celah kota Mekah bernama Syiib. Pemboikotan berlangsung
selama tiga tahun dimulai pada tahun ketujuh kenabian. Isi pemboikotan itu
ditulis dalam selembar surat yang berisi:
1. Kaum Quraisy tidak akan menikahi orang Islam.
2. Kaum Quraisy tidak menerima permintaan nikah dari orang Islam.
3. Kaum Quraisy tidak akan melakukan jual-beli dengan orang Islam.
4. Kaum Quraisy tidak akan berbicara ataupun menengok orang Islam yang sakit.
5. Kaum Quraisy tidak akan mengantar mayat orang Islam ke kubur.
6. Kaum Quraisy tidak akan menerima permintaan damai dengan orang Islam dan menyerahkan Muhammad untuk dibunuh.
Undang-undang
pemboikotan itu digantung di dinding Ka’bah. Penulisnya bernama Manshur bin
Ikrimah. Setelah tiga tahun, undang-undang tersebut rusak karena dimakan rayap.
Kemudian, undang-undang tersebut dirobek oleh Zubair bin Umayyah, Hisyam bin
Amr, Muth’im bin Adi, Abu Bakhtari bin Hisyam, dan Zama’ah bin Al-Aswad. Mereka
merasa kasihan dengan siksaan kaumnya kepada Bani Hasyim dan Bani Muthallib.
Umar
bin Khathab Bersaksi
Pada
suatu hari, Umar marah mendengar adiknya, Fatimah dan iparnya masuk Islam. Lalu
ia menganiaya keduanya. Dengan nada marah Fatimah berkata, “Hai, Umar! Jika
kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah
Rasulullah.”
Melihat adiknya berdarah, timbul penyesalan dan rasa malu di hati Umar. Ia pun meminta lembaran al-Qur’an tersebut. Namun, Fatimah menolaknya seraya mengatakan bahwa Umar najis,dan al-Qur’an tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang telah bersuci. Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi jika ingin menyentuh mushaf tersebut dan Umar pun menurutinya.
Setelah membaca lembar demi lembar, Umar berkomentar “Ini adalah namanama yang indah nan suci. Betapa indah dan mulianya ucapan ini. Tunjukkan padaku di mana Muhammad.” Umar bergegas menemui Nabi Muhammad saw. Seraya membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang yang berada di dalamnya berupaya mengintipnya lewat celah pintu. Dilihatnya Umar bin Khathab datang dengan garang bersama pedangnya. Segera dia beritahu Rasulullah saw.
Mereka pun berkumpul. Berkatalah Umar, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah dan Engkau adalah Rasulullah.”
Melihat adiknya berdarah, timbul penyesalan dan rasa malu di hati Umar. Ia pun meminta lembaran al-Qur’an tersebut. Namun, Fatimah menolaknya seraya mengatakan bahwa Umar najis,dan al-Qur’an tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang telah bersuci. Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi jika ingin menyentuh mushaf tersebut dan Umar pun menurutinya.
Setelah membaca lembar demi lembar, Umar berkomentar “Ini adalah namanama yang indah nan suci. Betapa indah dan mulianya ucapan ini. Tunjukkan padaku di mana Muhammad.” Umar bergegas menemui Nabi Muhammad saw. Seraya membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang yang berada di dalamnya berupaya mengintipnya lewat celah pintu. Dilihatnya Umar bin Khathab datang dengan garang bersama pedangnya. Segera dia beritahu Rasulullah saw.
Mereka pun berkumpul. Berkatalah Umar, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah dan Engkau adalah Rasulullah.”
Kesaksian
Umar tersebut disambut gema takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah
saat itu hingga suaranya terdengar ke Masjidil Haram. Umar bin Kha¯¯±b r.a.
terkenal dengan orang yang berwatak keras dan bertubuh tegap. Sebelum masuk
Islam, ia sangat ditakuti oleh orang Islam. Sebaliknya, sesudah masuk Islam, ia
sangat ditakuti oleh musuh-musuhnya.
Rangkuman :
Rangkuman :
1.
Nabi
Muhammad saw. lahir hari Senin, 12 Rabiul Awwal atau bertepatan dengan 20 April
571 Masehi. Tahun kelahiran Nabi Muhammad saw. disebut Tahun Gajah.
2.
Sifat-sifat
Nabi Muhammad saw., antara lain tidak mudah putus asa, semangat kerja yang
tinggi, selalu jujur, amanah, tabah, optimis, dan percaya diri.
3.
Nabi
Muhammad saw. diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun dengan menerima wahyu
pertama Q.S. al-Alaq/96:1-5 melalui perantara Malaikat Jibril di Gua Hira.
4.
Dakwah
Nabi secara sembunyi-sembunyi dimulai setelah turun wahyu kedua, Q.S.
al-Mudda£ir/74: 1-7, masih sebatas keluarga dekat.
5.
Dakwah
Nabi secara terang-terangan dimulai setelah turun wahyu Q.S. al-Hijr/15: 94-95.
6.
Dalam
berdakwah beliau mendapatkan berbagai rintangan, baik dari keluarga maupun kaum
Quraisy dan pihak luar. Namun, semua dihadapi oleh Nabi dengan penuh kesabaran
dan keikhlasan.
7.
As-S±biqμn
al-Awwalμn adalah orang-orang yang pertama kali memeluk Islam. Mereka adalah
Siti Khadijah, Abu Bakar, Ali bin Abi T±lib, Zaid bin Harisah, dan Ummu Aiman.
8.
Cara
meneladani perjuangan Nabi Muhammad saw. di Mekah :
a.
tugas
dan tanggung jawab tidak bisa dipikul seorang diri, tetapi harus ada
kebersamaan dan persatuan dari berbagai kalangan masyarakat.
b.
Dalam
bergaul harus bisa memilih teman yang dapat mengajak kepada hal-hal yang
positif dan baik.
c.
Dalam
mengajak teman untuk berbuat baik tidak boleh dengan cara-cara kekerasan,tetapi
perlu dengan keteladanan, sabar, lemah lembut dan kasih sayang.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari perjalanan sejarah nabi ini,
dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW, di samping sebagai pemimpin agama,
juga seorang negarawan, pemimpin politik dan administrasi yang cakap. Hanya dalam
waktu sebelas tahun menjadi pemimpin politik, beliau berhasil menundukan
seluruh Jazirah Arab ke dalam kekuasaannya.
Kita dapat membagi masa dakwah Muhammad SAW menjadi dua
periode, yang satu berbeda secara total dengan yang lainnya, yaitu:
- Periode
Mekah, berjalan kira-kira tiga belas tahun.
- Periode
Madinah, berjalan selama sepuluh tahun penuh.
Setiap periode memiliki tahapan-tahapan tersendiri, dengan
kekhususannya masing-masing. Periode mekah dapat dibagi menjadi tiga tahapan,
yaitu:
- Tahapan
dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang berjalan selama tiga tahun.
- Tahapan
dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekah, yang dimulai sejak
tahun keempat dari kenabian hingga akhir tahun kesepuluh.
- Tahapan
dakwah di luar Mekah, yang dimulai dari tahun kesepuluh dari kenabian
hingga hijrah ke Madinah.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment