Monday, 23 July 2018

Daerah Daerah Pengrajin Rotan Bambu Kayu Kaca dan Logam di Indonesia


1.      PENGRAJIN ROTAN
Daftar Kota Indonesia Pengrajin Rotan Berkualitas di Indonesia –  Sebagai salah satu negara yang miliki hutan hujan tropis, tidak mengherankan jika Indonesia memproduksi banyak sekali rotan khususnya pada Pulau Kalimantan dan Pulau sulawesi sebagai penghasil rotan alam yang cukup signifikan untuk perekonomian negara.
Benar, Indonesia menjadi pokok dunia dalam hal bambu atau rotan. Bayangkan saja, Indonesia menyuplai hingga 85% kebutuhan rotan Dunia, dan ini bisa menjadi bukti yang kuat betapa berkembangnya industri rotan, pengrajin rotan yang ada pada Negara Indonesia ini, sebuah prestasi mengagumkan internasional yang dapat diraih.

Cukup banyak kota yang mengkontribusi rotan untuk negara yang kemudian diekspor ke negara lain, hal tersebut pastinya perlu dipertahankan dan terus dikembangkan, ditingkatkan agar tidak mengalami masa-masa menurunnya produksi hasil kerajinan rotan tersebut. Caranya juga cukup sederhana yaitu tetap konsisten dan hemat dalam penggunaan rotan agar tidak kritis bahan nantinya.

  1. Kota Cirebon
Cirebon adalah salah satu kota yang berada tepatnya di Jawa Barat yang memiliki banyak sekali potensi usaha yang terkenal. Salah satu usaha khas yang dimiliki oleh masyarakat kota Cirebon adalah hasil kerajinannya yang khususnya furniture dan alat lainnya berbahan dasar rotan. Hasil kerajinan rotan ini sudah terkenal dari era 90’an dan mampu bersaing dalam pasar dunia karena memang sebuah produk yang unik dan memiliki kualitas tersendiri.

Kota Cirebon adalah sentra kerajinan yang merupakan pusat kerajinan rotan terbesar daripada kota lainnya yang tersebar ke beberapa kecepatan Kota Cirebon dan salah satu yang paling banyak dikenal orang adalah Kecamatan Weru yang dikhususkan pada Desa Tegalwangi. Tidak heran, sekarang Tegalwangi menjadi sebuah desa incaran para masyarakat bahkan orang asing untuk dijadikan sebagai tempat berkunjung dengan 1 tujuan yaitu melihat atau juga memesan furniture unik tersebut.

  1. Kota Jepara
Jepara, kota yang lebih sering dikenal sebagai kota ukir, ternyata Jepara juga memiliki jenis usaha lainnya yang cukup menjanjikan yaitu adalah Sentra Kerajinan Rotan. Sentra kerajinan rotan pada Jepara ini berada di Desa Teluk Wetan dan Sidigede Kecamatan Welahan dimana ditempat itulah anda bisa mendapatkan beragam jenis produk kerajinan rotan khususnya furniture sofa kursi rotan yang saat ini menjadi pilihan banyak orang memilih jenis furniture.
Desa Teluk Wetan menjadi sentra kerajinan rotan sejak tahun 1970 dimana pada saat itu pemerintah Jepara juga belum meresmikan Teluk Wetan sebagai daerah kerajinan rotan. 20 tahun berlalu hingga tahun 1990, akhirnya pemerintah Jepara meresmikan Teluk Wetan sebagai sentra kerajinan rotan resmi yang menjadikan mulai saat itu, mencapai 90% pekerjaan masyarakat Desa Teluk Wetan adalah sebagai pengrajin rotan.
Letak Desa Telukwetan memang cukup jauh dari Pusat Kota Jepara yaitu 38 km sebelah selatannya yang dipit oleh beberapa Desa lainnya seperti Desa Bandungrejo, Brantak Sekarjati, Manyargading, Sidigede dan Desa Kalipucang Wetan.
  1. Kota Sukoharjo
Siapa sangka jika ternyata Kota Sukoharjo memiliki desa yang ternyata juga memproduksi barang yang berbahan dasar rotan. Desa tersebut memiliki nama Desa Trangsan yang terkenal dengan sentra kerajinan rotannya. Sekarang, bahkan desa ini juga dapat merabah menjadi kampung wisata dimana para pengunjung dapat melihat langsung kerajinan rotan yang ada disana, melihat proses pembuatan dari awal hingga akhir, atau juga dapat memesan atau membeli hasil produk disana seperti furniture atau juga benda-benda lainnya.
2.       PENGRAJIN BAMBU
a.       Banyuwangi

menggelar Festival Bambu Gintangan yang berlangsung selama dua hari, 5-6 Mei.
Festival ini dimulai dengan kegiatan menganyam bersama yang dilakukan warga Desa Gintangan di sepanjang jalan desa hari ini, Sabtu (5/5/2018).
Di festival ini, pengunjung bisa menyaksikan aneka produk kerajinan bambu Desa Gintangan maupun membelinya.
"Ini adalah cara Banyuwangi untuk memperkenalkan Gintangan sebagai destinasi pengarajin bambu. Festival ini juga untuk terus meningkatkan kemampuan pengrajin bambu di Gintangan agar semakin kreatif dalam menciptakan desain kerajinan bambu, dan memunculkan bibit-bibit pengrajin muda,” kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
Desa Gintangan terletak sekitar 20 KM dari Kota Banyuwangi.
Desa ini telah menjadi sentra kerajinan bambu sejak 1980-an.
Desa ini sudah memasok kerajinan bambu untuk kebutuhan nasional.
Bahkan, produk kerajinan bambu ini sudah diekspor ke sejumlah negara, seperti Jerman, Australia, Amerika, India, Jepang, Brunei Darussalam, dan Thailand.
“Kami bangga dengan warga Desa Gintangan, karena warganya produktif menghasilakan produk yang ikut mendukung perekonomian daerah. Kami harap adanya festival ini bisa terus melestarikan kreativitas dan memunculkan bibit bibit penerus pengrajin bambu. Kedepan kita akan undang pelatih ahli desain bambu dari berbagai daerah untuk memberikan pelatihan pada warga agar desain produknya semakin kaya dan berkualitas,” ujar Anas.

b.      Brajan
Brajan, Desa Wisata yang mendunia (dok)
SLEMAN (IndoTelko) – Memanfaatkan teknologi internet, Desa Wisata Brajan yang terkenal dengan kerajinan Bambunya kini makin mendunia. 
Selain kunjungan para wisatawan mancanegara ke Brajan yang terletak di kawasan Sleman, Yogyakarta, lebih dari 60% hasil kerajinan bambu ini justru untuk memenuhi permintaan negara-negara tetangga.
Industri rumahan kerajinan Bambu Brajan ini dimulai pada kisaran tahun 90-an.  Tak banyak saat itu yang menjalankan usaha ini.  Salah satunya adalah PrinXmas yang dimiliki Sulisman.  Saat pertama kali berdiri, Sulisman saat itu masih menjabat sebagai kepala desa di desa itu.
Kerajinan bambu saat itu belum begitu dilirik oleh masyarakat sekitar.  Bahkan tak sedikit yang mencemooh kegiatan ini yang ternyata justru mampu menghasilkan uang dan bahkan manmbah devisa negara.
 “Masyarakat di desa ini mayoritas pekerjaaanya adalah bertani,” kata Sulaiman ketika ditemui Tim IndoTelko, belum lama ini 
Ia pun bercerita jatuh bangunnya usaha PrinXmas sebelum mencapai kejayaannya saat ini.  “Dulu anak saya yang perempuan malu untuk ikut menjajakan kerajinan bambu ini.  Tapi tetap saya paksa dan dia pun saya kasih uang sebagai tambahan pendapatan," katanya.
c.       Trenggalek
Kabupaten Trenggalek mencoba membangun citra baru sebagai daerah pusat kerajinan masyarakat, serta salah satu daerah di Jawa Timur dengan potensi pariwisata alam yang tidak kalah dibandingkan dengan daerah lain. Melalui bambu, Trenggalek mulai dikenal sebagai sentra kerajinan bambu unggulan, hingga mampu menembus pasar ekspor ke luar negeri.
Belasan orang tampak sibuk mengerjakan tugas mengolah bambu, di sanggar Kerajinan Bambu Indah milik Sukatno, di Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek. Ada yang membuat kursi panjang, menganyam tempat hantaran makanan, aneka perabot rumah tangga, serta ada juga yang bertugas memotong bambu, mulai ukuran besar hingga menjadi ukuran kecil sesuai kebutuhan.
Berawal dari rumah Sukatno inilah, Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari dikenal sebagai sentra kerajinan bambu. Pengrajin bambu sekaligus pemilik Rumah Kerajinan Bambu Indah, Sukatno menuturkan, kecintaannya pada bambu berawal pada tahun 1991, hingga menjadikannya mampu memproduksi aneka kerajinan bambu bersama beberapa warga sekitar.
Ketekunan dan semangat belajar Sukatno inilah yang akhirnya mengantarkan nama Kabupaten Trenggalek sampai ke luar negeri, seperti Brunei Darussalam dan Korea Selatan yang rutin menerima kiriman kerajinan bambu dari Trenggalek. Kualitas dan desain yang baik, menjadi daya tarik produk bambu Trenggalek di pasar luar negeri.
3.      PENGRAJIN KAYU
a.       JEPARA
Kabupaten Jepara terkenal dengan ukiran kayu para pengrajinnya. Ukiran ini mereka namakan dengan istilah ukiran Jeporonan, yang bermakna ukiran dan meubel dari Jepara. Namun tahukah Anda kemahiran pengrajin Jepara ini konon berhubungan dengan sebuah cerita legenda yang menyertainya.
Alkisah, hiduplah seorang seniman bernama Ki Sungging Adi Luwih yang cukup terkenal. Suatu hari, keahliaan sang seniman akhirnya terdengar oleh seorang Raja. Sang seniman diundang oleh raja untuk menggambar sang permaisuri, hingga akhirnya Ki Sungging Adi Luwih menyanggupinya.
Sentra Kerajinan Ukiran Kayu (3), Jepara, Jawa Tengah, Indonesia
Dengan cekatan dan keahlian lukisannya Ki Sunggih berhasil menyelesaikan lukisannya sehingga gambar permaisuri sangat mirip dengan yang asli. Hanya saja ada kekeliruan yang berujung pada keputusan Raja untuk menghukum Sungging dengan hukuman yang lebih berat lagi. Pada saat melukis sang permasiusri, ternyata Ki Sungging tidak menyadari saat sedang asyik menggambar rambut, ada satu tetes cat hitamnya yang terjatuh. Yang membuat heboh, jatuhnya tetesan cat itu memercik tepat di pangkal paha gambar permaisuri yang tampak seperti tahi lalat.
Mengetahui lukisan tersebut, sang Raja murka karena mengira Ki Sungging telah melihat permaisuri telanjang. Sang raja akhirnya menghukum Ki Sungging untuk membuat patung permaisuri di atas langit atau di udara. Kalau sebelumnya dia hanya melukis, sekarang dihukum dengan yang lebih berat, yakni membuat patung dengan gambar sang permaisuri lagi.
Sentra Kerajinan Ukiran Kayu (4), Jepara, Jawa Tengah, Indonesia
Ki Sungging pun akhirnya menyanggupi permintaan Raja dan dengan dibantu kesaktian Ki Sungging, ia bisa terbang dengan dibantu layang-layang dan membuat patung di udara. Namun, malang tak dapat dihindari, ketika patung masih setengah jadi, tiba-tiba angin bertiup kencang. Ki Sungging yang terus berkonsentrasi tidak mampu mengendalikan layang-layang yang dikendarai hingga akhirya terlempar bersama patung dan alat pahatnya.
Konon, dari sini patung setengah jadi tersebut terlempar hingga pulau Bali, dan selanjutnya patung tersebut ditemukan masyarakat Bali. Hingga sekarang, masyarakat Bali tersebut dikenal juga sebagai ahli membuat patung. Sementara alat pahat yang digunakan Ki Sungging terlempar hingga jatuh di belakang gunung di kawasan Jepara. Dari balik kawasan gunung inilah, menurut cerita legenda, seni ukir Jepara mulai berkembang dan terus maju hingga populer seperti sekarang ini.
b.      Bali

Desa Di Bali yang terkenal dengan Kerajinan dan Seninya

Desa Celuk 

Citra yang paling menonjol tentang desa Celuk adalah sebuah desa obyek wisata kerajinan emas perak. Desa yang terletak di Kecamatan Sukawati, dengan lokasi desa yang sangat strategis sekitar 10 km ke arah timur laut dari Denpasar, desa Celuk berada dalam jaringan desa- desa pengerajin yaitu desa Batubulan, desa Batuan, desa Mas.

Hasil kerajinan emas dan perak yanag dihasilkan di desa Celuk memiliki kualitas yang bermutu tinggi serta mampu memproduksi dalam kuantitas yang besar. Hampir semua keluarga dan penduduk desa Celuk terampil dan seni dalam mengembangkan kreasi desain dan variasi terkait dengan kerajinan emas dan perak dimana hasil produksinya telah memasuki pasar lokal, nasional dan international. Beragam jenis kreasi dan variasi perhiasan, baik sebagai cendramata maupun komoditi ekspor diproduksi di desa ini seperti cincin, gelang, kalung, anting-anting, giwang, bross dan berbagai jenis perhiasan lainnya.
Sebagai desa obyek wisata, Celuk dapat dikunjungi setiap hari untuk melihat dari dekat para seniman yang sedang berkreasi membuat perhiasan emas dan perak yang bermutu tinggi. Di sini kita juga bisa membeli langsung perhiasan-perhiasan di etalase yang dipajang langsung di workshop para seniman.
Prapen, sebuah tempat yang berlokasi di Celuk juga, menyediakan kerajinan emas dan perak dengan design lebih dan kualitas yang terjamin. ali!
c.       Jayapura
Kampung Asei Jayapura, Surganya Pelukis Kulit Kayu
Kampung Asei Besar yang terletak di Kabupaten Jayapura-Papua adalah surga bagi pelukis kulit kayu. Pasalnya, kampung yang berpenduduk sekitar 75 kepala keluarga ini memiliki tradisi melukis di atas kulit kayu, tidak terkecuali kaum muda dan anak kecil.
Salah satu pelukis kulit kayu setempat, Corry Ohee (54) menuturkan tradisi melukis di atas kulit kayu telah dimulai sejak tahun 1600-an.
Tradisi ini sempat punah dengan perkembangan jaman kelengkapan hidup, misalnya berbagai busana dalam bahasa setempat disebut malo beralih ke bahan dasar kain dan tekstil lainnya.
“Namun pada tahun 1975, antropolog asli Papua, Arnold Ap dan Danielo Constantino Ayamiseba menggerakkan kembali tradisi mengukir atau melukis kulit kayu, ukiran asli Suku Asei dan hingga saat ini trasisi tersebut masih terus dilanjutkan, hingga diperkenalkan ke manca negara seperti di sejumlah negara di Eropa,” ujarnya kepada Liputan6.com, saat berkunjung ke pulau tersebut, Kamis (11/9/2014).
Bahkan sejumlah lukisan asli kulit kayu miliki Suku Asei masih tersimpan rapi di sejumlah museum besar di daratan Eropa.
Salah satu budayawan berkebangsaan Eropa, Prof Jac Hoogerbruge berhasil mengumpulkan foto-foto lukisan tersebut di sejumlah negara Eropa dan membuat buku tentang lukisan kulit kayu itu.
4.       PENGRAJIN KACA
a.       Klaten jawa tengah
Bagi sebagian besar masyarakat, pecahan kaca jelas tak berguna. Bahkan jenis limbah satu ini tergolong benda berbahaya. Tetapi bagi para perajin di Desa Troso, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah, limbah kaca justru bisa disulap menjadi aneka kerajinan tangan yang sangat menarik dan bernilai tinggi. Bahkan sejumlah produk dari limbah kaca ini telah mampu menembus pasar mancanegara.

Dengan ketelitian dan keterampilan khusus, keping demi keping kaca ternyata bisa disusun sedemikian rupa, menjadi aneka kerajinan tangan yang sangat menarik.

Antara lain tempat tisu, tempat makanan kecil, bermacam perabotan rumah tangga, dan lampu hias warna warni. Produk yang disebut terakhir bahkan kini telah mampu menembus pasar manca negara. Selain rangkaian kaca yang unik dan menarik, torehan seni batik di atas kaca menambah nilai tersendiri. Perajin limbah kaca mematok variasi harga antara Rp20 ribu hingga Rp300 ribu per unit kerajinan, tergantung besar kecil dan kerumitan pengerjaannya.
b.      Yogyakarta
Seorang pemuda dari kecamatan Wirobrajan, Yogyakarta, menyulap limbah kaca menjadi sebuah karya seni bernilai tinggi.
Dengan teknik flameworking, menjadikan Ivan Bestari Minar Pradipta, (33), satu-satunya perajin di Yogyakarta yang memanfaatkan limbah kaca.
Karena hal itu pula, workshopnya yang beralamat di Pakuncen, Wirobrajan, RT 37 RW 8, nomor 265 sering dikunjungi mahasiswa untuk penelitian ataupun dijadikan tempat untuk berkarya bersama.
Ivan, tak pelit membagi ilmunya kepada siapapun yang mau belajar. Hal itu dilakukannya karena ia juga mendapat ilmu tersebut dari Sunaryo, ahli pembuat tabung reaksi dari Condongcatur, Depok Sleman.
Kini, ilmu yang ia dapat dari Sunaryo, diaplikasikannya ke sebuah karya dengan ciri khas tersendiri. Lebih spesifik lagi, Ivan saat ini khusus membuat kerajinan yang bertema glass networking.
Produknya berupa jaring-jaring kaca yang dibentuk sedemikan rupa, bisa berupa perhiasan, ataupun pajangan dengan rupa jaring-jaring.
Untuk menghasilkan karya tersebut, ia mengumpulkan limbah kaca dari sampah perajin kaca patri. Langkah itu dilakukannya agar ia tidak ketergantungan dengan produsen bahan, dalam hal ini adalah kaca.

c.       Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah
Pengrajin Kaca di Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah
 (Berita Daerah – Boyolali) Seorang pekerja mematri susunan kaca saat memproduksi kerajinan kaca untuk hiasan lampu di Tegalgiri, Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (4/4). Perajin memanfaatkan limbah kaca yang sudah tidak terpakai sebagai bahan dasar kerajinan kaca seperti tempat tisu, hiasan lampu, tempat makanan, dan berbagai jenis miniatur yang dipasarkan ke beberapa daerah seperi Medan, Sumatra, Jakarta, Solo, Surabaya, dengan harga Rp. 15 ribu hingga Rp. 2 juta rupiah tergantung bentuk ukuran dan kesulitan pembuatan
5.      Pengrajin logam
a.       Boyolali

Industri Kerajinan Logam Cepogo, Boyolali

Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah sudah berpuluh-puluh tahun lamanya dikenal sebagai sentra produksi kerajinan logam tembaga dan kuningan. Produknya pun sudah sejak lama dikenal kalangan konsumen, tidak hanya konsumen domestik tetapi juga konsumen luar negeri.
Popularitas industri kerajinan logam Cepogo, Boyolali di mata kalangan konsumen itu bisa dicapai berkat keuletan, ketelatenan dan kerja keras serta sentuhan seni bernilai tinggi dari para perajin barang logam di daerah tersebut.
Berbagai barang kerajinan logam berbahan baku kuningan dan tembaga itu dapat ditemukan dalam bentuk barang kebutuhan sehari-hari seperti peralatan masak memasak, washtafel, bathtub, baki/nampan, wadah buah-buahan segar, tempat lilin dan lain-lain hingga produk hiasan interior, patung dari logam, hiasan dinding, lukisan mozaik logam tempa dan lain-lain. Banyak diantara pengusaha kerajinan logam tempa hand made dari kuningan dan tembaga di Cepogo, Boyolali yang sudah memiliki konsumen tetap di berbagai kota besar di tanah air. Bahkan, sejumlah perajin karya seni logam Cepogo juga ada yang sudah memiliki pelanggan tetap di luar negeri.

Sayangnya, gonjang-ganjing harga logam dasar seperti tembaga dan kuningan yang terjadi akhir-akhir ini menjadi batu sandungan yang sangat serius bagi kelangsungan industri kerajinan logam di wilayah Cepogo dan sekitarnya. Padahal bahan logam itu merupakan bahan baku utama bagi industri kerajinan logam Cepogo. Lonjakan harga logam yang dipicu oleh kenaikan harga komoditi logam di pasar dunia itu tampaknya tidak bisa diajak kompromi lagi sehingga jatuhnya korban berupa kolapsnya sejumlah pelaku industri kerajinan logam di Cepogo sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi




b.      Bali klungkung

Kerajinan Logam di Kabupaten Klungkung

Seni kerajinan logam merupakan salah satu ekspresi budaya masyarakat Bali yang telah ditekuni sejak  zaman Bali kuna. Aktivitas rutinitas membuat kerajinan logam ini termuat dalam prasasti Bulian yang tersimpan di Desa Banu Bwah, mencatat beberapa peralatan yang terbuat diri bahan logam seperti  kris (keris), wadung (kapak), linggis (alat pencongkel), lukai (sabit), sasap (semacam tajak), dan zirah (Kurug). Bahkan dalam prasasti juga dimuat  pande mas, pande besi, dan pande tembaga. (Tista, 1986: 99). Keterampilan membuat kerajinan logam ini, adalah warisan leluhur yang  pada saat ini masih ditekuni oleh perajin yang keberadaannya tersebar di daerah pedesaan atau kecamatan yang ada di Bali. Salah satunya adalah Kabupaten Klungkung terabadikan perajin-perajin yang memiliki keterampilan membuat kerajinan dari bahan logam.
Secara garis besar seni kerajinan logam di daerah Klungkung terdiri dari kerajinan pande besi, kerajinan kuningan serta kerajinan mas dan perak. Kerajinan pande besi  lebih banyak memproduksi produk perlengkapan peralatan rumah tangga. Namun ada juga beberapa pande besi di daerah Kusamba kecamatan Dawan Klungkung yang khusus memproduksi keris. Sementara untuk kerajinan kuningan, mas dan perak lebih banyak berkembang di daerah Kamasan, dan desa Budaga.  Macam dan jenis produk yang dihasilkan beraneka ragam.  Khususnya di lingkungan  Banjar Pande desa Kamasan, perajin lebih banyak memproduksi produk kerajinan perak berupa peralatan upacara keagamaan seperti, bokor, sangku, wanci, payung pagut, dan lain-lain.
Daerah-daerah yang merupakan sentra seni kerajinan logam dan industri-industri kecil lainnya, telah memberikan sumbangan  esensial bagi pengayaan dan pelestarian identitas budaya bangsa. Seni kerajinan logam sebagai ungkapan kreativitas budaya masyarakat telah memberikan  peluang bagi masyarakat di daerah Klungkung untuk bergerak, mencipta, memelihara, menularkan, dan mengembangkan keahliannya, dengan menciptakan bentuk-bentuk produk baru. Produk-produk kerajinan yang diproduksi sebagian besar diperuntukkan untuk sarana upacara adat  keagamaan.




6 Puisi terbaik hasil karya Chairil Anwar:


AKU
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

AKU BERKACA
Ini muka penuh luka
Siapa punya ?
Kudengar seru menderu
dalam hatiku
Apa hanya angin lalu ?
Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta
Ah…….!!
Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal ………….!!
Selamat tinggal …………….!

CINTAKU JAUH DI PULAU
Cintaku jauh di pulau
Gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya
Di air yang tenang, di angin mendayu
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

DO’A
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
HAMPA
kepada sri
sepi di luar. sepi menekan-mendesak
lurus kaku pohonan. tak bergerak
sampai di puncak. sepi memagut,
tak satu kuasa melepas-renggut
segala menanti. menanti. menanti
sepi
tambah ini menanti jadi mencekik
memberat-mencengkung punda
sampai binasa segala. belum apa-apa
udara bertuba. setan bertempik
ini sepi terus ada. dan menanti.
KAWANKU DAN AKU
Kami sama pejalan larut
Menembus kabut
Hujan mengucur badan
Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan
Darahku mengental pekat. Aku tumpat pedat
Siapa berkata-kata?
Kawanku hanya rangka saja
Karena dera mengelucak tenaga
Dia bertanya jam berapa?
Sudah larut sekali
Hilang tenggelam segala makna
Dan gerak tak punya arti